Mohon tunggu...
Lyfe

Mempelajari Asas-asas dan Ruang Lingkup dalam Ilmu Antropologi

2 April 2016   19:51 Diperbarui: 2 April 2016   20:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa(29/03/2016) dimana pertemuan kedua saya mengikuti mata kuliah antropologi. Di pertemuan kedua ini telah berlangsng diskusi presentase dari kelompok pertama yang telah di bagikan dengan dosen mata kuliah antropologi. Di situ kita saling share dan saling Tanya jawab. 

Di artikel saya yang sebelumnya, kita telah mengenal antropologi sebagai ilmu tentang manusia, masa lalu, dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati, dan juga humaniora. Antropologi sendiri berasal dari kata yunani yang dibaca anthropos berarti “manusia” atau “orang” dan logos berarti “wacana”. Dan juga bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Antropologi juga menggunakan kajian lintas budaya dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa dan pandangan hidup.

Dan di artikel saya kali ini, kita akan saling sharing lagi dan belajar mengenai asas-asas dan ruang lingkup ilmu antropologi.
Dalam asas-asas dan ruang lingkup ilmu antropologi ada namanya fase-fase perkembangan ilmu antropologi yang terdiri dari 4 fase, yaitu

A. Fase perkembangan Ilmu Antroplogi
1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
 Sejak akhir abad ke- 15 hingga permulaan abad ke- 16, benua afrika, asia, dan amerika kedatangan bangsa eropa barat membawa pengaruh bagi berbagai suku bangsa ketiga benua tersebut selama 4 abad. Dengan itu telah mulai terkumpul tlisan buah tangan para msafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kasih perjalanan, laporan dan sebagainya. Bahan deskripsi itu disebut etnografi dari kata etbos=bangsa, sangat menarik karena berbeda bagi bangsa eropa barat kala itu. Akan tetapi, deskripsi itu sering tidka jelas/kabur, tidak teliti, dan hanya memperhatikan hal-hal yang tampak aneh bagi mereka. Selain itu ada tulisan yang baik dan teliti. Kemudian dalam pandangan kalangan terpelajar di eropa barat timbul tiga macam sikap yang bertentangan terhadap bangsa-bangsa di afrika, asia, oseania, dan orang-orang indian di amerika.

2. Fase Kedua (Kira-kira pertengahan Abad ke- 19)
 Pada pertengahan abad ke-19 telah timbul integrasi yang sungguh-sungguh baru. Karangan-karangan etnografi tersebut tersusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Etnografi sendiri berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphein yang berarti tulisan atau uraian. Cara berpikir itu dapat dirumuskan sebagai masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat yakni dalam jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat-tingkat tertinggi. Dengan timbulnya beberapa karangn sekitar tahun 1860, tentang beragam kebudayaan tertentu, maka timbullah ilmu antropologi. Dengan itu dapat di simpulkan bahwa dalam fase perkembangan yang kedua ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu dengan tujuan mempelajari masyarakat dan kebuadayaan primitif dengan maskud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga (Permulaan Abad Ke-20)
 Pada pemulaan abad ke-20, sebagian Negara penjajah di eropa berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar eropa. Ilmu antro[ology sebagai suatu ilmu yang jusrtu mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar eropa karena waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-bangsa terjajah di luar eropa. Suatu ilmu antropologi dengan sifat-sefat seperti yang terurai, terutama berkembang di inggris sebagai Negara yang utama dan juga di hamper semua Negara colonial lainnya. Dalam fase ketiga ini, ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.

4. Fase Keempat (sesudah kira-kira 1930)
 Di fase ini, ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari beberapa metode ilmiahnya. Selain itu kita dapat mengetahui adanya dua perubahan di dunia:
a. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II.
b. Cepat hilang bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan memang pada saat Perang Dunia II hamper tidak ada lagi di muka bumi ini.
 Pokok atau sasaran dari penelitian para ahli antropologi sudah sejak tahun 1930, memang tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitif yang tinggal di benua-benua di luar Eropa saja, tetapi sduah beralih dari sudut keragaman fisiknya, masarakatnya, serta kebudayaannya. Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua, yaitu tujuan akademial dan tujuan praktisnya.

B. Antropologi Masa Kini
Di dalam antropologi masa kini, kita dapat mempelajari perbedaan-perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah dan Perbedaan-perbedaan Istilah.
Di perbedaan-perbedaan di berbagai pusat ilmiah, ilmu antropologi masih tergolong muda, yakni baru berumur kira-kira satu abad saja, yang meneyebabkan tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalangannya sendiri. Di Indonesia, baru mulai dikembangkuan suatu ilmu antropologi khas Indonesia. Beruntunglah kita bahwa dalam hal menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih merdeka untuk memilih dan mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling cocok atau yang dapat diselerasakan dengan masalah kemasyarakatan Indonesia. 

Di perbedaan-perbedaan Istilah terdapat berbagai istilah yaitu Ethnograpgy berarti pelukisan tentang bangsa-bangsa, istilah ini dipakai umum di Eropa Barat untul menyebut bahan keterangan yang termaktub dalam karanga-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa, Ethnology yang berarti ilmu bangsa-bangsa, adalah istilah yang telah lama dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi, Volkenkunde berarti ilmu bangsa-bangsa istilah yang dipergunakan terutama di Eropa Tengah sampai sekarang, Kulturkunde berarti ilmu kebudayaan, istilah yang diapakai oleh seorang sarjana antropologi dari jerman,L. Frobenius, dalam arti yang sama dengan pemakaian ethnologi di amerika. Dan masih banyak lagi istilah-istilah yang lainnya.

C. Ilmu-ilmu Bagian dari Antropologi
Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia dengan memprgunakan sisa-sisa tubuh yang telah membantu(fosil-fosil manusia).
Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manssia dipandang dari sudut iri-ciri tubuhnya.
Antropologi linguistic adalah suatu ilmu bagian yang pada asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan penelitiannya yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dan berates-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar diberbagai macam meetode analisis kebudayaan.

D. Hubungan antara antropologi-sosial dan sosiologi
 Hubungan antara antropologi-sosial dan sosiologi terbagi menjadi 4 yatiu
1. Persamaan dan perbedaan antara kedua ilmu
2. Sejarah Perkembangan Sosiologi
3. Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
4. Metode Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun