Mohon tunggu...
Guntur Halim
Guntur Halim Mohon Tunggu... -

Alumni UPI Bandung, bekerja di salah satu Perusahan Swasta di Bandung yang senang dengan dunia Pendidikan dan Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak TK pun Bisa Menulis

28 Mei 2012   16:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak usah terlalu dibayangkan bahwa seorang anak TK(Taman Kanak-kanak) bisa menulis layaknya orang dewasa. Ya..., namanya juga anak TK yang masih belajar menulis dan membaca wajarlah bila ia tidak pandai merangkai kata karena dalam membaca-pun dia masih belum fasih. Namun, lain ceritanya ketika seorang anak TK yang sudah bersunguh-sungguh mengungkapkan isi hatinya bahwa ia ingin menulis seperti sang kakak. Ceritanya berawal dari kebiasaan sang Kakak yang terbiasa menulis pada sebuah buku diarynya -walaupun itu sebenarnya semacam buku "loose leaf" - di pagi hari pada hari libur.  Si Adik melihat kakaknya sibuk sendiri ingin menganggunya karena ia merasa tak punya teman bermain, ia mencoba meminta dan bahkan akan merebutnya kalau tidak diberi oleh sang Kakaknya. Maka tak diragukan lagi terjadilah adu mulut antar Kakak dan Adik ini demi mendapatkan dan mempertahankan apa yang diinginkan oleh keduanya. Untunglah seorang Ibu yang bijak segera menengahi keduanya, dengan meminta selembar kertas-Loose Leaf- dari sang Kakak dan memberikannya kepada sang Adik dengan satu syarat "de.., karena Kakak suka menulis di kertas ini dan tak ingin kertasnya terbuang percuma, sekarang coba Ade menulis apa aja yang jelas kertasnya bisa bermanfaat ya..." dengan segera sang Adik menjawab "ya, aku juga mau bikin cerita kayak Kakak". Akhirnya suasana-pun bisa mencair berkat sentuhan lembut sang Bunda dan beberapa cemilan yang dibeli dari Ibu penjual makanan keliling sedikit mengalihkan perhatian mereka. Kami mengira sang Adik akan lupa dengan janjinya tadi, ternyata setelah waktu berselang dua jam dia kembali lagi membawa secarik kertas yang tadi diberikan padanya sambil berkata " ini Bunda ceritanya.., udah dulu ah cape nulisnya nanti aja dilanjutin lagi...". Kami mengerutkan kening, sambil bertanya dalam hati benarkah apa yang dia katakan!? Tapi pertanyaan kami-pun terjawab setelah melihat kertas yang ia berikan [caption id="attachment_184198" align="aligncenter" width="300" caption="Hasil tulisan anakku yang masih TK (sumber:dok Guntur)"][/caption]

Banyak pikiran dan ide yang muncul tiba-tiba setelah saya melihat kejadian itu. Ternyata seorang anak TK pun yang masih belajar caranya menulis huruf a-z juga belum bisa menempatkan huruf besar dan kecil dengan benar,  ia tidak tahu aturan tata bahasa yang benar karena memang belum belajar tentang itu, ia juga belum mengerti caranya menggunakan tanda baca apalagi kosakatanya yang masih terbatas. Namun, karena kegigihannya mengungkapkan apa yang ada dipikirannya kedalam sebuah tulisan, bisa tercipta sebuah alur cerita sederhana namun cukup dimengerti. Lalu saya bayangkan 'bagaimana dengan kita', atau mungkin 'saya' lebih khususnya sebagai seorang ayah(orang tua), yang telah belajar banyak tentang berbagai macam cerita, kosakata, tata bahasa, ejaan dan masih banyak lagi yang telah kita pelajari seharusnya sudah mampu membuat karya tulisan-walaupun tak harus besar- yang bermanfaat bagi anak turun kita kelak.  Banyak cara dan teknik yang bisa kita lakukan untuk kita agar terbiasa menulis, dan kita bisa mendapatkannya dengan mudah termasuk dari buku-buku dan juga internet, termasuk salah satunya yang sekarang sedang saya baca yaitu Quantum Writing dari Hernowo yang juga cukup menginspirasi saya untuk kembali menulis setelah sekian lama vakum. Maka tak lupa kuucapkan kata pada anakku "Terima kasih anakku, kau telah mengingatkanku untuk kembali menulis". Simaklah kutipan dari Edward Thorndike "Warna akan pudar, kuil akan ambruk, kerajaan akan runtuh, namun kata-kata bijaksana tetap abadi" Jadi teman-teman "Ayo kita biasakan gemar Menulis". (karena: Menulis saudara-kembarnya Membaca -Hernowo)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun