Fiuhhh…tidak terasa waktu terbang secepat angin, setahun sudah peristiwa yang mengguncangkan dunia itu telah berlalu. Setahun sudah orang yang kontroversial itu meninggalkan kita pada usianya yang relative masih sangat muda, pada puncak performancenya, pada saat seluruh dunia menantikan setiap inovasinya. Hingga hari ini saya masih bisa merasakan kehilangan sosok keras kepala, sombong namun sangat innovative ini. Saya masih teringat betapa setiap kali ada berita mengenai acara Keynote Speaker dari Apple, seluruh dunia ribut memberitakannya, dan kemudian ramai menonton video clipnya yang selalu berisi presentasi yang sempurna dari Steve. Penantian acara Keynote dari Apple itu selalu menjadi penantian yang mengasyikkan bagi para pencinta produk2 innovative dari Apple. Membaca kehebohan para fanboy Apple di techblog2 adalah merupakan suatu keasyikan sendiri. Mereka berlomba menebak-nebak apa yang akan disampaikan Steve, bahkan sampai membuat prototype versinya sendiri J. Ketika iPad pertama diluncurkan, banyak tebakan2 didunia maya menyatakan bahwa iPad akan menggunakan system operasi sama seperti yang digunakan notebook Mac, menggunakan external disk, menggunakan kamera dslb. Bahkan mereka membuat prototype sendiri seperti bayangan mereka. Namun ketika diluncurkan, jauhhh dari yang mereka idam2kan. Semua marah2, kok tidak seperti yang diharapkan pasar, kok tidak ada ini, kok tidak ada itu, kok tombolnya cuma satu. Namun, setelah diluncurkan, tidak ada seekor makhlukpun yang bisa membantah keberhasilan iPad ini :). Heeeh…ternyata itu semua sudah berlalu setahun lalu. Sekarang acara Keynote Speaker dari Apple masih tetap dinantikan, namun gregetnya sudah tidak seperti dulu lagi, apalagi pada beberapa kali penampilan Tim Cook, pengganti Steve, jauh dari charisma sang Maestro. Apalagi produk yang diluncurkan sama tidak gregetnya seperti dulu…ahhh…kenapa kok Steve pergi secepat itu sehh? :(. Saya hampir tidak memiliki sosok yang saya anggap sebagai legend di dalam hidup saya. Saya tidak memiliki seorang tokoh yang secara psikologis membuat saya menaruh hormat dan juga sumpah serapah seperti yang saya rasakan terhadap beliau. Dan saya yakin demikian pula halnya dengan jutaan manusia di jagat raya ini. Bagaimana tidak menyumpah serapah? Produk2 yang dia luncurkan semuanya sama sekali tidak mempedulikan apa yang diributkan oleh sebagian besar penggunanya. Dia tidak pedulikan semua itu, dia buat sesuka hatinya, bahkan tanpa menggunakan menggunakan group test yang biasanya dilakukan perusahaan lain untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan product yang akan diluncurkan. Namun, meskipun tanpa mendengarkan masukan2 dari penggunanya, product yang dia buat menyusup dengan baik ke setiap relung hati pemakainya. Hampir semua innovasinya diterima oleh market dengan baik, hal yang menyebabkan Apple menjadi perusahaan termahal di seluruh jagat hingga saat ini. Salah satu berita yang saya baca menyatakan bahwa hasil penjualan product iPhone saja, lebih besar dari hasil penjualan SELURUH product Microsoft, perusahaan musuh bebuyutan Steve Jobs :). Hanya iPhone saja lho, belum lagi MacBook, iTunes dll. Kemarin sore setelah selesai saya meeting di Starbucks Central Plaza, saya sempat iseng2 memperhatikan sekeliling saya. Alamakk…kanan kiri depan belakang, dan orang yang lalu lalang, sebagian besar menenteng tablet PC (sebagian besar iPad), semuanya sibuk gores sana sini dengan jarinya. Hasil survey membuktikan bahwa penjualan PC dan Notebook turun drastic seluruh dunia, sebaliknya penjualan tablet PC meningkat dengan pertumbuhan yang luar biasa. Semuanya adalah akibat ulah si kontroversial ini. Saya yakin pembaca sudah sering melihat bayi2 yang bahkan berjalanpun belum lempeng sudah menggores-goreskan jarinya di layar iPad. Saya sering melihat pasangan muda mendorong kereta bayi dimana si bayi sedang assyik bermain iPad. Alamakkk…saya berumur hampir setengah abad baru sempet pegang iPad, si koenyil yang masih ngompol itu sudah senyam senyum sendiri dengan iPadnya. Bukan hanya bayi, bahkan Opa Oma yang dulunya alergi dengan perangkat sejenis computer, sering kali saya lihat menggunakan iPad. Selain untuk membaca berita, juga ber Face Time ria dengan cucunya. Semuanya tinggal click dan gores. As long as you can point with your fingertips, you can use it, begitu kira2 konsep si Steve. Ohhh…indahnya teknologi…Thank you Steve. Saya rasa, dunia berutang besar terhadap Steve, yang mengubahkan cara berkomputer kita, cara berkomunikasi kita, cara kita mengikuti perkembangan dunia, saya kita membuang waktu. Sekarang menunggu seseorang bukan lagi hal yang membosankan, bahkan hal yang ditunggu2 J, betul tidak pembaca. Menunggu adalah hal yang paling mengasyikkan :). Heeehh…kenapa Tuhan sedemikian cepat memanggil dia pulang? Kenapa? Apakah karena Bapa di surga iri dengan kita? :). Kok umat manusia sudah pakai iPad sementara di surga sana masih pake Loh Batu, jadi dipanggil pulanglah si Steve untuk membuat iPad ver 10 di atas sono. Curangg dehh Tuhan kita… wkwkwk… Tepat setahu yang lalu pula saya mem-post tulisan saya sebagai berikut di FB saya: The Icon, The Visionary and The Entrepreneur, Steve Jobs... May You Rest In Peace... Ketika sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor pagi hari ini, 6 Oktober 2011, seperti kebiasaan setiap pagi, sembari memakai kaos kaki, saya selalu menyempatkan menyalakan TV untuk sekedar mengintip CNN, siapa tahu ada breaking news yang terlewat. Begitu TV menyala, mata saya langsung terbelalak membaca running text dan mendengar berita yang sedang disampaikan oleh penyiarnya. STEVE JOBS dies at 56??? Tanpa sadar saya berteriak WHAT???? Istri saya yang ketika itu sedang berada di dapur mempersiapkan sarapan untuk anak saya sampai terperanjat mendengar teriakan saya. Namun begitu dia melihat dan mendengar sendiri berita yang terpampang di layar TV kami, diapun tidak luput dari keterguncangan karena ketidak percayaan akan berita yang sedang kami ikuti. Akhirnya dia terduduk disebelah saya meninggalkan kerjaan didapur untuk menemani saya termenung-menung di depan TV. Kematian Jobs memang sudah diramalkan oleh sebagian besar media, namun rasanya tidak ada seorangpun yang akan menyangka secepat ini. Saya pribadi masih berharap bahwa dia akan kembali sehat meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai CEO Apple. Namun rupanya Tuhan menginginkan lain. Berita kepergian Jobs ternyata tidak segera hilang dari ingatan saya, setelah bermacet ria dan tiba di kantor, perasaan mengganjal, galau, gelisah dlsb masih mengelayuti perasaan saya. Saya mencoba menghilangkan perasaan mengganjal ini dengan membaca berita2 lain namun tetap terasa tidak enak, terasa ada yang hilang, terasa berat rasanya hari ini. Pukul 9:30 saya memasuki ruang rapat, seperti telah bisa diduga, pembicaraan pertama tentu saja mengenai berita kematian Jobs. Setelah puas membicarakannya kamipun segera memulai meeting pagi ini hingga sekitar pukul 11:00 saya mengatakan bahwa kenapa ya kok perasaan saya mengganjal sekali, galau dan tidak enak sekali. Ehhh…ternyata dua orang teman saya, dua orang direktur dari dua perusahaan besar yang sedang meeting dengan saya, mengatakan hal serupa: “Iya, saya juga. Rasanya kayak ada yang hilang”. Saya tersenyum dalam hati,”Gila bener si Mr. Jobs ini”. Pengaruhnya sedemikian besar sampai2 kami yang sudah setengah baya ini bisa sedemikian terpengaruh oleh kepergiannya. Malam ini, pk:21:00, ketika saya sedang mengetikkan Notes ini, sembari mendengarkan berita CNN yang seharian penuh memberitakan kepergian si Entrepreneur, Visionary dan Icon IT ini, perasaan saya ternyata masih sama seperti pagi tadi. Saya tidak bermaksud menceritakan kehebatan Jobs karena hampir semua media cetak ataupun elektronik membicarakannya secara panjang lebar. Saya hanya ingin supaya perasaan yang sedang saya rasakan sekarang ini bisa tetap bisa saya ingat hingga nanti saya menemuinya sendiri suatu saat nanti. Tidak banyak orang yang saya kagumi dalam hidup saya, dan tidak semua orang yang kagumi yang kepergiannya sedemikian besar efeknya bagi saya. Saya mengagumi Michael Jackson karena talentanya yang luar biasa di arena music pop. Namun kepergiannya yang juga mengagetkan saya itu, tidak sampai membuat perasaan saya segalau saat ini. Kehebatan Jobs yang bisa kita rasakan di dalam setiap produknya benar2 telah merubah sebagian besar hidup umat manusia, merasuk hingga ke dalam hati setiap penggunanya. Membawa pulang produk Apple, menyobek plastic pembungkus dosnya, membuka dosnya, melepaskan plastic yang membungkus produknya, hingga menyalakan produknya adalah suatu kenikmatan tersendiri. Ada kesan exclusive yang tidak bisa ditandingi oleh produk manapun didunia. Ketelitian, keindahan dan kecanggihan produknya bisa kita rasakan mulai dari hal sesepele dos produknya. Steve benar2 seorang perfectionist, seorang artis, seorang maestro yang tidak ada duanya. CNN menyebutnya sebagai Thomas Alfa Edison jaman modern. Saya merasa beruntung di dalam hidup saya masih sempat mengenal orang sehebat Jobs yang telah merubah dunia dengan caranya sendiri. God bye Jobs, Rest In Peace…. May God Bless You with the very best place in HIS side. NB: - Dear God, why did you call him that soon? Is it because you want to use iPad3 and iPhone5 earlier than us? - Dear friends, do you feel the same way as I do?
Salam,
GGO
Baca juga, posting saya yang mungkin berguna:
Spend As You Need, Not As You Want
Twitting and Facebooking, Why Should You?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H