Wuiiikkk…judulnya lho kok provocative bener sih, mungkin ada pembaca yang protes. Atau ada pembaca yang menganggap saya lagi mau tepu-tepu dengan "mlesetin" ML menjadi Mindahin Lemari atau Makan Lumpia wkwkwk…
Tidak! Ini beneran ML dalam artian Making Love, istilah yang sudah amat sangat umum di masyarakat kita, baik di kota maupun ke pelosok2 desa, tentunya bagi yang sudah melek teknologi ya J, paling tidak saya yakin semua yang membaca tulisan saya ini sudah mafhum artinya.
Ajakan “ML yukk” ini bukan saya tujukan ke pembaca lho, wahh bisa mati saya digantung istri saya tercinta kalau demikian maksudnya hahahahaha… Tetapi ajakan yang dikirimkan oleh orang tidak bertanggung jawab ke remaja2 putri melalui FB.
Beberapa hari yang lalu, sebelum memulai pertemuan formal kami, saya sempat ngobrol ngalor ngidul dengan client saya mengenai kemajuan teknologi. Pembicaraan kemudian merembet hingga issue saham Facebook yang merosot tajam setelah mereka IPO dan berujung pada penggunaan FB dikalangan anak2.
Ketika kami memasuki topi ini, dia mengatakan begini: “Wah iya tuh, bahaya sekali FB ini. Saya sudah larang anak2 saya untuk menyentunya”, demikian ucapnya.
Saya keheranan karena sepengetahuan saya FB sudah menjadi bagian keseharian anak2 jaman sekarang, selain tentu saja Twitter (bacat tulisan saya mengenai Twitting and Facebooking, Why Should You ), lha kok dia bisa melarang anaknya menggunakan FB. Penasaran lalu saya tanya:”Emang kenapa pak kok sampai melarang anak2 pakai FB?”.
“Iya, beberapa waktu lalu puteri saya yang masih 10 tahun tiba2 nanya ke mamanya: Ma, ML itu apa sihh??. Wah istri saya hampir meloncat terkaget-kaget memperoleh pertanyaan tidak terduga ini. Kemudian dia tanya ke anak saya, kok tiba2 nanya mengenai hal itu, ML apa yang dimaksud. Terus si puteri yang masih ingusan ini menunjukkan FB nya ke mamanya, tuh si Om ini ngajakin ML”.
Saya melongo, sedih, geram, marah, merinding campur aduk mendengar cerita dia, benar2 saya tidak menyangka akan mendengar cerita seperti itu, meskipun saya sering membaca berita mengenai berkeliarannya pedophiles (orang dewasa “pemangsa” anak2) di internet, tetapi belum pernah mendengarnya secara langsung.
Sayapun menanyakan bagaimana kejadiannya kok sampai ada yang berani mengajak ML segala. Dia menceritakan bahwa puterinya diajakin teman2nya untuk membuka account FB, hal yang sudah umum terjadi terjadi pada anak2 modern jaman sekarang. Kemudian ya biasalah mulai berdatangan invitation dari teman2nya, termasuk juga orang2 yang tidak dia kenal.
Di antara anak2 ini, yang mungkin juga sebagian besar dari kita, ada semacam kebanggaan jika FRIENDS nya buanyakkk. Mereka saling berlomba “show off” jumlah FRIENDS yang dimiliki, semakin banyak semakin keren. Tidak peduli orang yang di “add” dikenal atau tidak, yang penting banyak.
Mereka tidak menyadari bahwa si “FRIENDS” ini bisa terdiri orang baik, tapi banyak juga orang jahat yang bermaksud tidak baik, dan yang lebih tidak disadari adalah si FRIENDS ini bisa memonitor kebiasaan2, kegalauan, atau kesendirian mereka.
Akibatnya, setelah di “add” sebagai Friends, maka si orang ini pelan2 namun pasti mulai mengajak chat, bertindak seolah-olah sebagai Friend beneran, yang hangat, penuh perhatian, tempat curhat, dan terakhir mengeluarkan senjata pamungkasnya dengan mengatakan “ML yukkk…” :(.
Masih beruntung si Friends satu ini agak goblok pendekatannya, terlalu terburu-buru, sehingga si anak bertanya ke mamanya. Client saya ini juga menceritakan apa yang terjadi dengan puteri temannya. Setelah mereka mulai akrab, orang itu mulai mengirimkan foto2 tidak senonoh dalam rangka menimbulkan rasa ingin tahu si anak. Beruntung juga si anak kemudian menceritakannya ke ortunya. Jika tidak, aduhh…penyesalanlah yang akan kita terima.
Haizzzz…betapa mengerikannya ekses dari teknologi yang semakin canggih ini. Saya imbau dengan sangat kepada para ortu, terutama yang terlalu sibuk dan jarang di rumah, sekali-sekali periksalah jaringan pertemanan di FB anak2 kita. Kalau ada FRIENDS yang tidak mereka kenal dengan baik, lebih baik minta mereka hapus.
Jangan sekali2 bangga jika anak2 kita sibuk di depan computer tanpa kita ketaui apa yang mereka lakukan, meskipun mereka anak2 yang baik, tetapi banyak orang jahat diluar sana yang berusaha dengan segala cara mempengaruhi putera puteri tercinta kita.
Semoga informasi yang secara tidak terduga saya peroleh ini berguna bagi kita semua. Dan terakhir, saya mohon maaf karena menggunakan judul yang provokatif di atas, agar bapak/ibu tertarik untuk membaca dan mengambil langkah2 yang seperlunya untuk melindungi harta tak ternilai yang kita miliki ini.
Salam,
GGO
Baca juga, posting saya yang mungkin berguna:
Tersesat di hutan jati gara2 supir sok tahu
A small but nice town called Salatiga
Spend As You Need, Not As You Want
Twitting and Facebooking, Why Should You?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H