Mohon tunggu...
Muhammad Guntur Cobobi
Muhammad Guntur Cobobi Mohon Tunggu... -

Adalah seorang mahasiswa di Universitas Khairun, Ternate, maluku utara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemilihan Presiden BEM Universitas Khairun (Antara Politik Mahasiswa dan Relevansi Kehidupan Kkampus)

18 Juni 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terlepas dari berbagai kegiatan akademik yang setiap waktunya menjadi objek kesibukan Mahasiswa, sedikit suasana baru dapat ditemukan di lingkungan kampus (I dan II) Universitas Khairun, adalah sebuah momentum yang belum lama ini menjadi agenda penting di lingkungan Universitas Khairun, cukup menarik untuk disimak, agenda tersebut adalah Pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Universitas Khairun, Harus diakui bahwa momentum ini telah sangat menarik minat seluruh mahasiswa untuk ikut mewacanakan berbagai esensi yang terlahir "Pra" dan "Pasca" Pemilihan Presiden BEM Universitas ini, tak ayal, lingkungan kampus yang sebelumnya selalu terfokus dalam kegiatan akademik menjadi sedikit beralih ke percakapan yang hangat seputar Pemilihan Presiden BEM Universitas.

Ciri Khas Politik Akademis?

Meskipun Waktu Pemilihan Presiden BEM-U (Badan Eksekutif Mahasiswa-Universitas Khairun) masih lebih dari sebulan lagi (Akhir April), namun intensitas gerakan dari Mahasiswa yang akan mencalonkan diri sudah mulai terasa saat ini, dimulai dari Mempublish Curiculum Vitae, sosialisasi dini, hingga membuat Grup Kandidat di Facebook. Merujuk pada realita ini, dapat disebut para Mahasiswa yang akan mencalonkan diri ini sedang melakukan "Gerilya dini", sebuah politik yang menjadi strategi favorit para politisi lokal dalam berpolitik, secara umum tidak ada yang salah dari hal ini, namun sangat disayangkan karena langkah ini menandakan tidak adanya kretifitas mahasiswa, utamanya dalam hal berpolitik yang terkesan "mengekor". Tidak cukup disitu, seiring dengan memanasnya tensi di bursa pencalonan Kandidat yang akan tampil, berbagai cara pun dilakukan, diantaranya adalah Membawa konsep identitas, salah satu ciri dari Politik Etnis, dalam hal ini semangat yang diangkat adalah Suku dan Ego Fakultas, cara yang umum namun cukup ampuh untuk mendapatkan kedudukan melalui "Dominasi palsu", Sudah menjadi rahasia umum bahwa Berbagai komponen masyarakat di daerah ini masih terpedaya dengan Praktik Politik Etnis yang pada akhirnya akan membuat sekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tak terkecuali Mahasiswa yang katanya sebagai golongan yang selalu mengedepankan sikap ilmiah. Bukan hal yang baru Problem ini telah terbukti pada Pemilihan BEM FKIP pada tahun 2010 lalu, dimana para pendukung dari masing-masing kandidat membuat aliansi antar beberapa etnis untuk membendung dominasi etnis lainnya, semangat komunal yang ditambah dengan sentimen Etnis ini yang pada akhirnya memecah konflik antar Mahasiswa dalam satu Fakultas tersebut, sangat disesalkan jika momentum Pemilihan BEM-U ini menjadi sebuah awal dari perpecahan identitas dan visi hanya dikarenakan Kedudukan dan Popularitas semata, maka dari itu, hal ini patut mendapat perhatian serius dari pihak-pihak terkait, terutama dari Mahasiswa itu sendiri, agar ini tidak menjadi sebuah Manifestasi politik masa depan yang nantinya akan terus berkesinambungan, dan yang terpenting adalah momentum ini dapat menjadi sebuah contoh bagi nuansa perpolitikan masa depan yang ideal (future politics).

BEM-U, Harapan Baru.

Lebih jauh memahami tentang Bem, Menurut Wikipedia; Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat Universitas dan Institut, ada atau tidaknya BEM, tergantung pada perkembangan dinamika pada setiap kampus. Relevansi antara apa yang dipaparkan oleh wikipedia sangat jelas, karena Dinamika di Universitas Khairun telah terbukti dan dengan sendirinya menuntut eksistensi BEM-U, Mungkin semua orang akan bertanya "Apa yang istimewa dari hal ini?, Bukankah Pemilihan Presiden BEM Universitas adalah Agenda rutin tahunan?", secara mendasar pertanyaan ini bersifat apresiatif jika dikonfigurasikan dengan keadaan umum yang saat ini mewarnai euforia sebagian besar Mahasiswa (Unkhair). Berangkat dari hal itu, ada satu hal yang menjadi alasan kenapa agenda ini menjadi begitu penting bagi para Mahasiswa, alasannya bukan sepenuhnya karena faktor penyelenggaraan momentum tersebut (Now Event Implementation), Tetapi lebih karena faktor historisnya, kenapa?, karena pemilihan BEM Universitas yang diwacanakan saat ini adalah yang pertama kalinya setelah hampir lebih dari 9 Tahun dibekukan menyusul terjadinya konflik besar antar sesama Mahasiswa di internal Kampus pada tahun 2003 (Universitas khairun masih berstatus Swasta), itulah kenapa hingga saat ini yang masih tercatat sebagai Ketua Presidium BEM-U yang terakhir adalah M. Sukur Mandar (Sekarang: Sekjen DPP Hanura).

Lamanya rentang waktu dari lowongnya BEM Universitas, telah melewati sekian banyak regenerasi tanpa menyisakan pengetahuan mengenai BEM-U (Badan Eksekutif Mahasiswa-Unkhair) untuk mahasiswa yang ada sekarang, sehingga patut dijadikan perhitungan matematis untuk menjawab sejauh mana prospek BEM-U Kedepannya, terlebih karena Dapat dikatakan momentum BEM-U ini adalah sesuatu hal yang baru bagi mahasiswa Universitas Khairun yang ada sekarang. Lebih jauh menyimak tentang momentum ini, mengharuskan kita untuk mengkaji pula beberapa hal tentang seberapa pentingnya BEM-U bagi perkembangan Universitas Khairun kedepannya, persoalan ini mengarahkan kita pada paradigma dilematis yang berakhir pada keraguan; benarkah BEM-U sepenuhnya membawahi kepentingan Masyarakat Kampus (Mahasiswa)?, ataukah hanya sebuah proyek peruntungan dari Birokrasi kampus?, menjawab hal ini, Fahmy Musa (Salah satu anggota Komite yang mengusulkan terbentuknya BEM-U), Sekaligus mahasiswa yang juga berniat untuk "mengadu nasib" menjadi pemimpin di sekretariat BEM-U, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang mendasari perlunya BEM-U, yaitu; Sebagai lembaga yang mampu menjawab persoalan mahasiswa, mampu mensinergikan visi Universitas, serta dapat mereformasikan citra dan eksistensi lembaga kemahasiswaan, selain itu BEM-U juga merupakan produk negara yang bertujuan untuk memiliki karakter pembangunan yang bebas dari semangat primordial dan egosentris. Pernyataan ini, kurang-lebih memiliki dimensi yang sama dengan apa yang dikatakan oleh Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Bpk. Ridha Azham, ketika menjadi pemateri dalam kegiatan Pelatihan di Lantai 4 Gedung Perpustakaan Pusat Unkhair,dengan inti dari apa yang disampaikan yaitu menempatkan BEM-U yang saling sinkron dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang beberapa waktu lalu baru resmi dibentuk.

Lepas dari itu semua, tentu harapan agar nantinya BEM-U dapat memberikan kontribusi positif pasti telah muncul di benak kita semua, terlebih karena selain Universitas ini adalah satu-satunya Universitas yang berstatus Negeri di Provinsi Maluku Utara, juga sebagai Perguruan Tinggi tertua dan terbesar di Maluku Utara, tentulah banyak memikul harapan masyarakat Maluku Utara. Karena itu kita hanya bisa berharap agar momentum pemilihan BEM-U ini dapat menjadi batu loncatan yang prestisius guna menjadikan Universitas ini sebagai yang terbaik di wilayah timur Indonesia sesuai dengan visi Universitas Khairun, yakni Unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berbasis kepulauan dan kemajemukan. Semoga saja.***

Mahasiswa Universitas Khairun...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun