Saat Jokowi - JK terpilih jadi Presiden dan wakil presiden di 2014 lalu , sektor maritim , adalah prioritas utama pelaksanaan visi misi Jokowi - JK. Di samping pembangunan infrastruktur di darat tentunya.
Perjalanan blusukan Pak Jokowi pun dimulai . Berbagai kapal dan galangan kapal seantero nusantara pun di blusuki. Baik milik pemerintah maupun swasta. Semua pihak terkait di tanyai. Mencari tahu dan mencari jawab tentang hal - hal mendasar dan pokok di industri kapal nasional. Â
Hasilnya , kita sudah sama sama saksikan dalam 5 tahun ini. Rakyat yang menilai.
Pertanyaan nya ,apakah tugas Pak Jokowi dalam 5 tahun ini sudah selesai di dalam misi Indonesia sebagai poros maritim ?
Indonesia yang di takdirkan menjadi negara ribuan kepulauan dan perairan yang sangat luas , maka transportasi lewat kapal adalah alat utama untuk menghubungkan komoditas antar pulau. Â
Tapi industri kapal modern ,adalah identik dengan biaya sangat tinggi dan sarat tehnologi asing. Salah kelola atau malah di malingi , hancur lah kas negara. Pasar juga menjauh.
Faktanya , semua peralatan yang ada di kapal laut  baik mesin pendorong , mesin genset  , panel kontrol system , gear box , navigasi , radar , senjata ,  kontrol system operasi, stern arrangements system, dst,  semuanya  nyaris diperoleh dari IMPOR.  Dan impor ini Pak Jokowi tidak bisa larang. Karena Indonesia belum mampu membuat sendiri.
Apa kira kira langkah selanjutnya dalam memajukan industri kapal nasional. Â Pemerintah seharusnya memulai dari galangan BUMN dulu.
Klise saja jawabnya , bahwa BUMN galangan kapal  harus lebih efektif manajemen nya , fokus semua karyawan nya , pimpinan nya punya pola pikir out of the box , punya daya dobrak  dan bersih dari KKN.  Ditambah  adanya subsidi khusus pemerintah terkait, barang impor untuk kebutuhan galangan kapal.  Diharapkan nantinya  , produksi kapal Indonesia ,sangat kompetitif dipasar dalam dan luar negeri baik dari segi harga ,kualitas dan kecepatan delivery.
Lanjutkan program Indonesia poros maritim dunia !
Jales veva jayamahe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H