Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pesta Demokrasi ala Prabowo di Debat Pertama

20 Januari 2019   11:19 Diperbarui: 20 Januari 2019   12:24 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi dan internet

Seringkali saya atau banyak orang akan menilai Jokowi , yang tampil di berbagai media selama ini adalah seorang presiden dengan karakter yang sopan, lembut dan halus. Kadang juga santai dan humoris. Semua tercermin dalam tutur kata maupun bahasa tubuh.  

Seringkali juga saya melihat Prabowo di berbagai media adalah sosok tegas, disiplin dan cenderung kaku. Malah dalam beberapa kesempatan di media, Prabowo terlihat marah kalau melihat sesuatu yang kurang pas di matanya. 

Sebelum Debat dimulai, saya dan mungkin semua orang akan bayangkan Jokowi yang karakter sopan, lembut akan di berhadapan dengan karakter tegas dan vokal dari Prabowo.

Namun kenyataan saat debat, cerita yang lain. Jokowi yang memulai pidato awal dengan suara bergetar, seolah gunung berapi yang siap memuntahkan lahar nya kapan saja.  Saya semula berpikir kalau Jokowi sedang gugup, karena mungkin Jokowi anggap masih banyak  "banyak PR" nya sebagai presiden. Dan itu bisa jadi pertanyaan dari Prabowo yang bisa membuat kewalahan. Meski tentunya Jokowi sudah siapkan bahan jawaban nya. 

Jokowi yang biasa kuat bertahan selama ini terhadap serangan fitnah dan tuduhan yang ditujukan kepada nya dan keluarganya seolah menjadikan debat ini  momentum untuk menyatakan semua kebenaran yang sejati.  Sudah jelas jawaban dan pernyataan tegas dan keras Jokowi ini tidak disangka oleh Prabowo.  

Prabowo yang mengenakan jas komplit, seolah seorang pejabat yang akan menghadiri pelantikannya. Dengan muka terlihat bersih dan klimis, terlihat Prabowo ingin ciptakan citra sebagai seorang yang tampan dan elegan. Baju safari, yang memberi kesan siap kerja, dia tinggalkan, ganti dengan jas modern. Menjadi formil dan eksklusif.  Ini bukan Prabowo yang saya kenal. Orang lapangan yang bicara ala komandan lapangan, keras, disiplin, berapi -api  yang sangat berpeluang besar menjadi presiden berikutnya.  

Tapi yang muncul dalam debat  adalah Prabowo yang formil, elegan dan berusaha sopan dan luwes. 

Materi yang di perdebatkan pun menjadi tidak terlalu penting. Semua nyaris sama, punya cita cita sama. Dengan berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika. 

Menurut saya dalam debat pertama  ini jelas konsultan atau pemberi saran kepada Jokowi atau Prabowo, sudah membuat perbedaan bagi keduanya. Entah perbedaan itu berhasil menjadi hal positif atau negatif . Penting untuk menjadi dirinya sendiri. Tapi penting juga berubah sedikit supaya bisa memunculkan kebenaran sejati. Yang penting semua perubahan itu harus menjadi minor. 

Masih ada 4 sesi debat lagi. Dan percaya atau tidak, massa mengambang atau swing voter hanya akan berpatokan pada debat terakhir. Siapa yang berhasil tampil meyakinkan dalam debat terakhir, maka dia lah yang berpeluang menang pilpres kali ini. Kenapa cuma debat terakhir, iya karena swing voter ini umumnya adalah kaum apatis politik. Mereka tidak punya cukup waktu atau enggan untuk melihat debat demi debat. Toh isinya sama saja dengan debat pilpres sebelumnya. Karena capresnya  sama. Mereka hanya akan melihat di finalnya saja. Di debat terakhir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun