Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sepelekan Gejala Stroke!

15 September 2010   07:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Andi (35 tahun), menjelang tidur malam, lehernya terasa pegal-pegal. Pagi hari, ketika ingin beranjak bangkit dari tempat tidur, kakinya terasa berat dan tangan kiri sulit digerakkan. Saat mencoba lagi untuk berdiri, akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Setelah diperiksa, ternyata pembuluh darah di otaknya mengalami serangan, sebuah titik pada bagian basal ganglia pecah. Akibatnya suplai oksigen terhenti beberapa detik, sel-sel otak yang tergenang darah rusak dan mati sehingga tubuhnya bagian kiri menjadi lumpuh.

Kejadian ini merupakan serangan stroke. Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak, terjadinya gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat.

Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun stroke menyerang 500.000 penduduk, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, sisanya mengalami cacat ringan maupun berat. Penanggulangan stroke semakin mendapat perhatian karena kini Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal jumlah penderita stroke terbanyak.

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke pendarahan (hemoragik) dan stroke sumbatan (iskemik). Penelitian menunjukkan stroke yang terjadi sekitar 20 persen adalah stroke hemoragik, sedangkan stroke iskemik bertanggung jawab atas 80 persen dari semua stroke.

Stroke hemoragik terutama disebabkan oleh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak akibat dari kerapuhan dindingnya yang sudah berlangsung lama (proses aterosklerosis atau penuaan pembuluh darah) yang dipercepat oleh berbagai faktor. Stroke iskemik dapat disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatu pembuluh darah tertentu di otak yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak) yang dipercepat oleh berbagai faktor risiko, sehingga terjadi penebalan ke dalam lumen pembuluh tersebut yang akhirnya dapat menyumbat sebagian atau seluruh lumen (trombosis). Stroke iskemik kadang terjadi saat tidur atau mau tidur, kelihatannya sehat-sehat saja tetapi tiba-tiba lumpuh atau tidak bisa bicara.

Mengenali Stroke Dengan STR

Adakalanya gejala stroke sulit untuk diiidentifikasi ditambah masih kurangnya kesadaran orang tentang gejala-gejala stroke ini. Saat ini ada cara sederhana yang dianjurkan dokter-dokter untuk mengenali stroke, dengan mengajukan tiga pertanyaan sederhana yaitu S-T-R.

S (SMILE) * ajaklah orang tersebut untuk tersenyum.

T (TALK) * ajaklah orang tersebut bicara dan minta kepadanya untuk mengucapkan kalimat sederhana.
R (RAISE BOTH ARMS) * mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya.

Apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan tiga hal sederhana tersebut, maka segeralah meminta pertolongan kepada pihak medis.

Beberapa gejala stroke yang umumnya terjadi dan perlu diwaspadai yaitu sebagai berikut ini.

·Merasa lemas dan tidak bertenaga.

·Penglihatan kabur dan penglihatan menghilang.

·Tiba-tiba pusing atau kehilangan keseimbangan.

·Tiba-tiba menderita sakit kepala yang parah (tanpa diketahui sebab musababnya).

·Bingung atau kesulitan berbicara.

·Mual dan kadang-kadang diikuti oleh muntah-muntah.

·Pingsan atau merasa hilang kesadaran secara mendadak.

Cara baru untuk mengenali stroke adalah menjulurkan atau mengeluarkan lidah (stick out tongue). Apabila lidah tersebut bengkok atau tidak dapat diluruskan (crooked), hal ini juga menandakan stroke.

Pencegahan Stroke

Umur, jenis kelamin, ras/etnik dan keturunan merupakan faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah. Penyakit hipertensi, jantung, diabetes, obesitas, hiperkolesterolemia, merokok, minum alkohol, kurang olahraga, stres adalah faktor-faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan.

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang dapat dikendalikan melalui pola hidup sehat. Olahraga teratur, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menghindari konsumsi tinggi lemak atau garam secara berlebihan, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, menghindari stres adalah beberapa tindakan pencegahan stroke. Mengonsumsi makanan kesehatan yang kaya vitamin dan mineral serta antioksidan juga membantu pencegahan stroke.

Penderita stroke akan dapat diselamatkan dari kematian dan cacat apabila dilakukan pengobatan yang cepat, tepat dan akurat pada waktu terjadi serangan, khususnya stroke yang bukan pendarahan. Berdasarkan data dari hasil penelitian menunjukan bahwa penderita yang dalam waktu kurang dari 12 jam setelah serangan stroke, penyembuhannya lebih baik dibandingkan dengan penderita yang datang dalam waktu lebih dari 12 jam setelah serangan.

Sekali lagi waspadai dan jangan sepelekan gejala stroke ya....

(dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun