Di awal-awal berdirinya, dulu saya begitu tertarik dengan Partai Keadilan (sekarang Partai Keadilan Sejahtera) dan menaruh harapan dengan memilih partai berslogan Bersih dan Peduli itu, dalam Pemilu. Dari partai yang bersih dan peduli itu saya berharap para wakilnya/kadernya juga bisa bekerja dengan bersih dan peduli. Saya tidak peduli sosok (siapa) yang saya pilih. Dulu saya malah sangat bangga menempelkan stiker PKS di manapun, di tempat kerja maupun di rumah. Betapa "lugu" (buta politik) saya waktu itu.....
Tapi saat ini tidak lagi. Tapi terus terang sudah dua kali Pemilu terakhir saya tidak memilihnya. PKS sudah kehilangan aura partai bersihnya. Tidak ada aktivitas PKS atau kader-kadernya yang mengesankan. Terlebih belakangan selain dirundung banyak kasus, PKS juga semakin nyata berorientasi pada jabatan dan kepentingan politis, itu menurut pandangan pribadi saya.
Entahlah .. dengan dinamika yang ditunjukkan oleh para wakil rakyat, baik dalam sidang-sidang terbukanya, talkshow di media dan kasus-kasus yang menyertainya, saya kok jadi merasa "muak" dengan para wakil rakyat. Justru belakangan kok saya malah respek dengan mantan anggota DPR Permadi SH. Beliau juga merasa muak dengan teman-temannya di DPR.
Saya sangat suka gaya bicara dan isi bicara dari Pak Permadi SH yang sangat lugas dan rasional. Orang seperti dia lah rasanya yang memahami aspirasi rakyat sebenarnya. Orang-orang seperti beliau lah yang mestinya kita pilih untuk mewakili rakyat di gedung DPR/MPR. Tapi rasanya semakin jarang orang yang berani dan punya komitmen seperti beliau.
Dalam ajang diskusi Jakarta Lawyer Club Forum di sebuah stasiun TV Swasta nasional, mantan anggota DPR dari PDI P ini blak-blakan terhadap kinerja teman-temannya di DPR. Betapa dia sangat malu dengan teman-temannya di DPR yang selalu datang terlambat! Bahkan ketika tamu yang diundang DPR sudah datang, tapi para wakil rakyat yang mengundangnya belum datang hingga hitungan jam telatnya. Keterlaluan.. Beliau berkata dengan mantap bahwa teman-temannya itu banyak yang MALAS! Beliau juga sangat menentang pembangunan gedung baru DPR. Bukan tanpa alasan, tapi beliau memaparkan dari A-Z bukti-bukti bahwa pembangunan gedung DPR itu memang sangat dipaksakan.
Namun dari balik hati yang paling dalam saya prihatin. Bagaimanapun seorang Permadi tidaklah mungkin berjuang sendirian. Dia hanyalah satu dari sekian banyak (ratusan) anggota (mantan anggota) dewan untuk mengritik/memperbaiki kinerja mereka? Tentu sangat berat dan dibutuhkan Permadi-Permadi lainnya. Semoga beliau diberi kesehatan dan panjang umur, dan terus berkomitmen untuk menyampaikan aspirasi rakyat, berjuang bersama rakyat, memperbaiki bangsa ini. Dan semoga Tuhan mengirimkan orang-orang berpandangan dan berkarakter seperti Permadi ini. Di Partai mana pun dia (Permadi dan "Permadi muda"), boleh jadi membuat saya nanti akan tergerak untuk ikut Pemilu lagi dan memilih partai yang ada "Permadi"nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H