Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silsilah Keluarga, Apa Pentingnya...?

20 Desember 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:34 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ada dulu, ya naik kereta yang sangat lama nyampainya. Saat SD dan SMP, saya juga pernah bersepeda sendiri.  Lumayan menantang .... karena seingat  saya jaraknya mencapai lebih dari 50 km dengan melewati hutan-hutan jati yang masih perawan.

Kalau sekarang dipikir-pikir, "Wah dulu itu kok berani dan sanggup ya naik sepeda pulang pergi ke sana...??" Makanan kecil yang masih saya ingat paling saya sukai saat masih kecil marning (jagung kering di goreng) dan kerupuk kulit yang dipotoing persegi panjang kecil-kecil.  Sama  saya juga sering dibuatkan lauk serundeng dan tempe orek, yang sampai sekarang pun masih menjadi makanan favorit saya.

Saya juga pernah dibakarkan kadal untuk mengobati gatal-gatal di kulit oleh kakek.  Saya juga sempat makmum dengan kakek di atas dipan jika sedang sowan. Orang-orang tua di Karang Sono sering memanggil kakek saya dengan sebutan "Mbah Sinder" (sebutan untuk orang yang bekerja sebagai pengawas hutan?).

Terus terang, ketika mulai dibudayakan berkumpul saat lebaran seluruh anggota keluarga besar dari kakek nekek,  dan kebetulan saya sempat hadir, saya disadarkan ternyata saudara-saudara saya (jauh) itu banyak sekali. Jadi kalau dulu, silaturahim hanya dengan keluarga inti, ayah ibu dan kakak adik, tahun-tahun belakangan ini jadi bisa bersilaturahim dengan lebih banyak anggota keluarga besar. Bahkan baru ketahuan kebanyakan berasal dari Wonogiri, daerah yang tidak pernah saya sangka saya punya saudara jauh.

Dan baiknya lagi, baru belakangan ada rencana mau dicatat dengan baik (didokumentasikan) nama-nama anggota keluarga besar ini.  Rencana pencatatan ini sudah akan dilakukan 3 lebaran sebelumnya. Mungkin saat ini sudah ada catatan yang bagus. Tentu saja saya ingin sekali mendapat copy catatan ini.  Sayang.... . lebaran kemarin saya tidak bisa berkumpul karena sesuatu hal .. Jadi ya.. saat lebaran lah (tahun depan) kami waktunya berkumpul lagi.

Saat saya ribut mencari nama-nama kakek nenek bahkan buyut, ada pertanyaan "Apa perlunya mengetahui silsilah keluarga....?"

Aku bilang "Ya . . . untuk mengenal dan paling tidak bisa menyebutkan nama beliau-beliau saat memanjatkan doa...."  Mendoakan kakek nenek dan orang tua rasanya sudah menjadi "kewajiban" saya karena saya tak sempat menghadiri pemakaman semua kakek nenek saat meninggal dunia. Inilah risiko jadi orang perantau.

Saya merasa bangga mengetahui nama-nama tersebut dan yang lebih penting lagi adalah saya jadi tahu ternyata punya kerabat yang banyak dan semuanya ternyata tak jauh-jauh amat. Ibarat, ternyata dunia tak selebar daun kelor...(?)

Dan  siapa tahu ketika dirunut baik-baik, kakek nenek saya ternyata bersaudara dengan kakek nenek Anda?  Tidak mustahil bukan......?   Ayo siapa dari Bojonegoro, Wonogiri, dan Karangsono Boyolali . . . Siapa tahu kita bersaudara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun