Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waktu Habis di Jalan... Ibadah Bagaimana?

9 November 2010   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah orang-orang di sekitar Anda yang berpikiran sempit seperti ini?  "Waktu Anda itu habis di perjalanan dari kantor ke rumah dan sebaliknya.... Bayangkan berangkat kerja subuh, anak belum bangun, pulang kerja anak sudah tidur...."

Orang yang berbicara seperti itu nampaknya ingin mengungkapkan bahwa waktu kita sia-siakan. Padahal dalam kondisi seperti itu tetap saja kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya yaitu untuk beribadah kepada Tuhan, juga untuk intens tetap berhubungan dengan keluarga di rumah.

Ada lagi. Pernahkan Anda dengar seorang trainer yang menanyakan 24 jam waktu kita dibagi untuk apa dan apa dan apa?  Biasanya sang trainer lalu menuliskan untuk tidur sekian jam, untuk bekerja sekian jam, dan untuk ibadah sekian jam.  Orang yang mengangkat topik ulasan itu ingin mengungkapkan bahwa betapa sedikitnya waktu ibadah kita, dsb. Menurut hemat saya, kita tidak boleh terbawa dalam pemikiran sempit seperti itu..

Mengapa sempit?  Waktu jelas harus kita pergunakan sepenuhnya untuk mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. Artinya selama 24 jam tiap hari itu semestinya waktu kita pergunakan untuk hanya beribadah kepada Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Karena memang kita diciptakan untuk beribadah (menyembah) Alloh SWT. Seperti firman-Nya, ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS: 51: 56)

Tidur, makan, bekerja maupun saat dalam perjalanan, bahkan saat ke kamar kecil sekalipun, sudah jelas bisa bernilai ibadah kepada Alloh SWT, bila mengikuti tuntutan Rasulullah SAW. Membaca basmalah (doa) sebelumnya, berzikir selalu saat beraktivitas, dan hamdalah (doa) ketika selesai beraktivitas.

Dan bila rumah dan tempat kerja kita jauh jarakanya sehingga menjadi lama di perjalanan itu juga sudah merupakan ketentuan Alloh.  Harus disyukuri dan tetap bisa kita upayakan untuk mengingat-Nya setiap saat.  Tidak ada ruginya jika kita dalam keadaan apa pun tetap ingat kepada Alloh SWT. Yang rugi adalah bila lupa mengingat Alloh SWT dalam setiap aktivitas kita.

Jika dalam beraktivitas kita melupakan Alloh Sang Pencipta Alam Semesta itu tak lain dan tak bukan adalah karena kerjaan syaiton laknatullah.

”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS: 58.19)

Bahkan harta dan anak-anak kita juga tidak boleh sampai membuat kita melupakan Alloh SWT.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS: 63.9)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun