Oleh : Guno Tri Tjahjoko http://digitaleadership.biz Hi -- Thanks for saying you're in for the next phase of our grassroots movement. I'm excited to get the chance to work with you as we set out to finish what we started. Over the next four years, we've got an incredible opportunity to keep moving this country forward. This grassroots movement has shown time and again that ordinary people have the power to change our country if we work together to do it. So locally and nationally, OFA will fight for our shared values on issues like immigration reform, climate change, gun violence, balanced deficit reduction, and more. We'll be working with you and other supporters to write a plan for 2013. This organization will be volunteer-led, always guided by the core principles of "respect, empower, include." That starts now. Make sure your friends and family know about Organizing for Action, and ask them to add their names now to get involved: http://OFA.BO/aftLVr Thanks so much for being a part of this. See you in the field. Jon Jon Carson Executive Director Hari ini saya menerima email dari Jon Carson direktur eksekutif Organizing for Action (OFA) yang dibentuk pasca Obama menang dalam Pemilu 2012. OFA merupakan gerakan akar rumput yang berkomitmen untuk mengawal kemajuan masyarakat. Sesungguhnya OFA merupakan rangkaian dari strategi politik Obama yang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengontrol kebijakan pemerintah. OFA bisa mengriktik kebijakan Obama yang tidak sesuai dengan janji-janji yang diucapkannya dalam kampanye. Isu-isu penting yang menjadi fokus perhatian OFA meliputi, sebagai berikut: reformasi imigrasi, perubahan cuaca,penyalahgunaan senjata,pengurangan defisit anggaran,korupsi dan lain-lain. Yang menarik perhatian saya dalam email tersebut ialah implisit adanya Hukum Tiga Derajat yang digagas Christakis dan Flower (2009). Christakis dan Flower meneliti 3000 orang tentang bagaimana pengaruh jejaring sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hasil temuan Christakis dan Flower disebut Hukum Tiga Derajat. Secara sederhanasayaÂ
menjelaskan Hukum Tiga Derajat tersebut, sebagai berikut : 1. Apa yang saya tuliskan dalam jejaring sosial akan cenderung menyebar ke teman     dekat saya (
satu derajat), misalnya : saya mempunyai teman dekat Bambang,       maka dia akan membaca tulisan saya dan menanggapinya 2. Kemudian tulisan saya tersebut akan cenderung menyebar ke temannya Bambang    (
dua derajat), misalnya : Bambang mempunyai teman bernama Christina, maka     Christina akan membaca tulisan saya tsb. 3. Terakhir tulisan saya tersebut akan menyebar ke temannya,teman Christina, misal :    Christina memunyai teman Adi, maka Adi akan membaca tulisan saya tersebut      (
tiga derajat) Namun setelah Bambang,Christina dan Adi pengaruh tulisan saya tersebut cenderung pudar dan orang lain yang diluar jangkauan tiga derajat sulit memengaruhi anda. Prinsip Hukum Tiga Derajat tersebut menjelaskan apa yang dilakukan Jon selaku direktur OFA. Tampaknya pembentukan OFA dalam rangka mengawal program Obama. Diperkirakan Obama memiliki sekitar 10 juta pendukung dalam jejaring sosial. Kalau program OFA ini diterapkan melalui jejaring sosial, maka sedikitnya ada sekitar 30 juta orang yang membaca. Kalau 10 persen saja anggota setia terhadap Obama dan pemberi sumbangan untuk OFA, maka ada sekitar 3 juta orang relawan dan pendonor yang bekerja untuk OFA. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Obama tersebut mengatasi permasalahan dalam negara modern, yakni:Â
pertama, kesenjangan sosial. Obama ingin mencitrakan dirinya dekat dengan rakyat, maka dibentuklah OFA. Obama ingin meyakinkan kepada para pendukungnya bahwa dia tidak akan melupakan mereka. Sebaliknya mereka diminta bergabung ke OFA dan mengawal program untuk mensejahterakan masyarakat.
Kedua,Â
kesenjangan akses politik. Obama ingin mematahkan mitos bahwa Presiden itu eksklusif dan elitis. Oleh karena itu melalui OFA masyarakat bisa mengusulkan dan mengevaluasi program pemerintah yang tidak pro rakyat. Artinya Obama menghargai kedaulatan rakyat sepenuhnya dengan menyertakan mereka dalam pengambil kebijakan strategis. Belajar dari pengalaman sukses Obama tersebut, maka ada lima tips yang dapat kita terapkan dalam konteks Leadership 4:0, sebagai berikut :
1.Bersikaplah positif Sikap positif tersebut diwujudkan dengan tulisan yang membangun,optimistis dan memberi inspirasi.Sikap yang positif akan berdampak positif bagi pembaca status anda
2.Hindari ungkapan emosi negatif Perasaan marah,benci,dengki,iri,mengutuk dan lain-lain janganlah anda tuliskan,     karena hal ini dapat berdampak negtif bagi orang lain. Artinya perasaan negatif akan  cenderung cepat menyebar secara negatif ke pembaca
3.Sebarkan perasaan bahagia Sebaliknya sebarkan perasaan bahagia yang berdampak membawa kebahagiaan     bagi orang lain juga.Perasaan bahagia ini juga cepat tersebar ke jejaring dan        membawa dampak yang positif bagi orang lain.
4.Pandangan yang sehat Pandangan yang sehat mengacu pada terwujudnya kedamaian, keadilan,kesejahteraan lahir- batin dan mekarnya nilai-nilai kejujuran
5.Perilaku yang sehat Apa yang anda lakukan mencerminkan diri anda yang sebenarnya, oleh karena itu   berperilakulah sehat. Perilaku yang sehat mengacu pada nilai-nilai menghormati      sesama, empati dan terbuka terhadap perubahan (perbaikan).
Jadi seorang pemimpin dalam era Leadership 4:0 tidaklah cukup hanya dengan pencitraan diri, namun dia harus memahami bagaimana relasi antar individu dalam jejaring yang tidak kasat mata. Semakin dia memahami cara kerja relasi antar individu dalam jejaring sosial, maka dia mampu memengaruhinya secara efektif. kaki Merapi, 4 Februari 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya