Mohon tunggu...
Gunawan Warsito
Gunawan Warsito Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Masih belajar merangkai kata... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kisah Skses Printer 3D Karya Mahasiswa ITS Surabaya

31 Oktober 2013   15:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:46 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : its.ac.id

Sumber gambar : its.ac.id

Printer 3D - Printer 3D? seperti apa wujud printer tersebut? yang selama ini kita tau adalah printer pada umumnya hanya bisa menulis dan mencetak gambar pada obyek 2D saja seperti menulis teks dan menggambar. Lalu bagaimana dengan printer 3D? ini yang unik. Tadi pagi saya membaca koran pagi Jawa Pos edisi tanggal 31 Oktober 2013 dengan artikel yang berjudul "Printer 3D Karya Mahasiswa ITS" walau untuk jenis printer 3D ini sudah bisa di beli, namun printer 3D baru cuma diproduksi di luar negeri dan harganyapun mencapai Rp. 20 Jutaan, dan ukurannyapun besar. Nah untuk printer 3D yang berhasil dikembangkan oleh Mahasiswa Teknik Informatika ITS ini telah berhasil menciptakan printer 3D dengan ukuran kecil dan berat cuma 3 kg saja, dan harganyapun cukup murah sekitar Rp 3 Jutaan. Rencananya printer 3D karya mahasiswa ITS ini akan diproduksi dan bisa dipesan. Hasil kerja keras mahasiswa ITS tersebut bisa dijadikan kisah sukses bagi mahasiswa lain dan bisa untuk memotivasi untuk terus berinovasi menciptakan karya-karya yang bermanfaat.

Dulu ketika saya melihat di lingkungan sekitar, ketika seseorang membuat suatu benda seni, entah itu kerajinan dalam bentuk apapun, saya sempat berfikir andai saja ada alat yang jika kita cukup memasukkan bahan baku lalu keluarlah wujud barang yang di inginkan pasti seru banget. Nah melalui printer 3D  tersebut impian itu bisa terwujud, dan hal ini bukan mimpi di siang bolong. Printer-Printer 3D tersebut memang benar-benar ada. Dan dengan printer 3D kita bisa membuat obyek yang sama persis dengan yang kita harapkan. Anda ingin mencetak sepatu, gelas, patung, dan lainnya? tinggal foto dan lalu di print maka obyek akan sama persis dengan model. Namun yang membedakan adalah bahan. Misal bahan asli model adalah dari kulit, maka obyek yang dihasilkan berbahan plastik. Penasaran bagaimana printer 3D tersebut?

Kisah Sukses Mahasiswa ITS Kembangkan Printer 3D dan Mendapat Penghargaan.

Pada Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) di Bandung beberapa waktu yang lalu, tim Kontingen ITS berhasil membawa pulang gelar juara umum kedua. Apresiasi pun berdatangan untuk mereka.

Apresiasi ini tak lepas dari keberhasilan mereka yang berhasil menggondol dua buah medali emas, satu medali perak, dan enam medali perunggu.Apresiasi yang diberikan untuk beberapa mahasiswa ahli komputer ini berupa hadiah dan souvenir, Jumat (18/10). Setidaknya sekitar 20 mahasiswa yang mendapat penghargaan dari ketua jurusan dan dosen jurusan tersebut.

Rizky Januar Akbar SKom MEng, dosen sekaligus bagian peningkatan prestasi mahasiswa Teknik Informatika menjelaskan, apresiasi seperti ini sangat diperlukan. Selain karena sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian prestasi mereka, juga diharapkan untuk bisa meng-upgrade kinerja mahasiswa jurusan tersebut dalam menyambut Gemastik selanjutnya. "Intinya bukan pada nilai hadiah maupun souvenirnya, melainkan demi meningkatkan tekad motivasi kerja mereka," ungkapnya.

Dosen Rekayasa Perangkat Lunak ini juga menggarisbawahi, agar dapat mengulang keberhasilan meraih juara satu seperti dua tahun yang lalu, perlu sistem kaderisasi yang baik. "Makanya tadi kami mengajak para mahasiswa baru 2013 untuk ikut melihat para seniorya yang berprestasi, supaya mereka bisa mengambil pelajaran dan mencontoh mereka," jelas Rizky.

Pun demikian, Aditya Brahmana, mahasiswa angkatan 2011 yang merupakan ketua tim Printer 3D, peraih medali emas kategori lomba embedded system turut mengungkapkan kegembiraannya. Karya yang ia buat bersama timnya terasa dihargai. "Ini artinya, selain jurusan harus memperhatikan sistem perkuliahan, juga sangat peduli terhadap mahasiswanya yang berjuang dalam mengikuti lomba. Jadi semakin bersemangat," ujarnya.

Ia berharap, prestasi ini tak hanya berhenti sampai di sini saja, tetapi berlanjut ke generasi berikutnya dan bisa dijadikan kisah sukses. Selanjutnya, acara ini diisi dengan sharing pengalaman dan penjelasan double degree juga digelar di ruang aula jurusan tersebut. (Sumber : http://goo.gl/VxbHHA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun