Masa depan Indonesia di nomor tunggal putra tampaknya akan bersinar. Tak tanggung-tanggung, tiga pemain muda muncul bersamaan dan mulai menggebrak pemain elit dunia. Jonatan, Ihsan, dan Anthony, itulah tiga nama yang kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta bulutangkis Indonesia. Namun, Indonesia tak boleh berpuas diri. Â Pecinta bulutangkis masih menanti sosok seperti mereka di tunggal putri.
Setelah sukses mengantarkan Indonesia meraih medali emas beregu putra pada ajang SEA Games 2015 di Singapura tahun lalu, Jo (panggilan akrab Jonatan) dan kawan-kawan juga berhasil menjadi yang terbaik di Asia. Ya, mereka sukses menjadi juara di Badminton Asia Team Championships 2016 yang berlangsung di Hyderabad, India, pada Februari lalu. Modal kemenangan di ajang beregu juga mengantarkan Indonesia ke final Thomas Cup tahun ini. Sayang, di final, Indonesia harus kalah 2-3 dari Denmark.
Angin segar berhembus kencang di tunggal putra. Namun, hal tersebut tidak senada dengan kondisi di tunggal putri. Indonesia masih kesulitan mencari pemain putri yang bisa bersaing dengan negara lain di setiap kejuaraan bulu tangkis. Seringkali pemain putri Indonesia harus angkat koper di babak-babak awal. Ketatnya persaingan di nomor ini juga menjadi kendala tambahan untuk tunggal putri Indonesia.
Tatkala Spanyol punya juara dunia di nomor tunggal putri atas nama Carolina Marin, Thailand yang kini punya Ratchanok Intanon sebagai salah satu kandidat yang diharapkan meraih medali emas di Olimpiade Rio Agustus menadatang, Jepang yang dianugerahi pemain ulet seperti Akane Yamaguchi dan Nozomi Okuhara, Indonesia justru kehilangan taringnya. Belum ada nama yang mampu menggebrak nomor tunggal putri.
Di saat Jo dan kawan-kawan mendapat rapor bagus di Indonesia Open tahun ini, tunggal putri justru sebaliknya. Â Dari sepuluh wakil Indonesia yang turun di babak pertama, hanya Fitriani dan Febby Angguni yang lolos ke babak kedua. Â Sayang, Indonesia akhirnya tidak memiliki wakil di tunggal putri pada babak perempat final setelah Fitriani dan Febby terhenti dari pemain papan atas dunia. Fitriani kalah dari pemain India, Saina Nehwal, sedangkan Febby harus mengakui keunggulan pemain Tiongkok, Sun Yu. Â Kandasnya putri-putri Indonesia di babak awal menjadi catatan penting yang harus segera dibenahi.
Kekhawatiran perkembangan sektor tunggal putri kini mendapat perhatian khusus dari Persatuan Bulutangkis Indonesia (PBSI). PBSI tengah berjuang untuk mencari bibit unggul di sektor tunggal putri. Seleksi nasional akhirnya dilakukan pada Mei lalu. 16 atlet menjadi peserta seleksi. 8 orang masuk kategori U-19, 8 orang lainnya berada di U-17.
Semoga dengan adanya seleksi nasional tersebut, tunggal putri bisa memiliki sosok seperti Jonatan, Ihsan, dan Anthony yang kini tengah menjadi andalan baru Indonesia di tunggal putra. Di usia yang masih muda, ketiga atlet tersebut perlahan mulai menjadi ancaman yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H