Jika ada partai koalisi dari KIM (Koalisi Indonesia Maju) yang memutuskan untuk berbalik arah dan mendukung Anies, peluangnya untuk tetap berpartisipasi dalam Pilkada Jakarta masih terbuka.
Skenario ini bisa terjadi jika konstelasi politik di tingkat nasional mengalami perubahan signifikan atau jika ada kalkulasi baru yang membuat partai-partai tersebut melihat Anies sebagai calon yang lebih menguntungkan.
Selain itu, situasi politik yang dinamis selalu memungkinkan adanya perubahan strategi dan aliansi politik yang tak terduga. Anies, dengan jaringan politiknya yang luas, masih memiliki kesempatan untuk memanfaatkan situasi ini, asalkan ia mampu memperbaiki kesalahan strategisnya dan membaca arah politik dengan lebih cermat.
Dinamika politik di Jakarta memang sangat kompleks dan penuh dengan kejutan. Keputusan PDIP untuk mengusung Pramono Anung merupakan langkah strategis yang diperkirakan dapat memperkuat posisi partai tersebut di ibu kota.
Namun, di sisi lain, keputusan ini juga mengajarkan banyak hal tentang pentingnya kalkulasi politik yang matang dan pemahaman mendalam terhadap dinamika partai bagi para calon seperti Anies Baswedan.
Prospek Anies di Pilkada Jakarta masih terbuka, meski lebih sempit dari sebelumnya. Untuk itu, ia perlu lebih cermat dan fleksibel dalam menyusun strategi politiknya ke depan.
Pada akhirnya, keputusan PDIP ini akan diuji oleh waktu, apakah merupakan pilihan terbaik dalam jangka panjang atau justru membuka peluang bagi pesaing-pesaing politik lainnya.***MG
_______
Referensi :
"PDIP Resmi Usung Pramono Anung di Pilkada Jakarta 2024" – Kompas.com (Agustus 2024).
 "Spekulasi Anies Baswedan Sebagai Calon PDIP: Harapan yang Pupus?" – Tempo.co (Agustus 2024).