Mendukung calon dari luar partai, seperti Anies, mungkin memerlukan investasi politik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mendukung kader sendiri. Risiko politik dan finansial yang harus dihadapi PDIP juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan ini.
Alternatif Calon dari Internal PDIP
Di tengah tarik-ulur ini, muncul nama-nama seperti Pramono Anung dan Rano Karno sebagai calon alternatif dari internal PDIP. Kedua tokoh ini dikenal loyal dan konsisten dengan visi partai.Â
Pilihan untuk mendukung kader internal seperti mereka bisa dianggap lebih aman dan sesuai dengan arah kebijakan partai yang ingin memperkuat basis ideologis dan loyalitas partai.
Memilih kader dari internal partai memiliki keuntungan jangka panjang, terutama dalam menjaga kesolidan ideologi dan kesinambungan kepemimpinan partai.Â
Namun, tantangan utamanya adalah apakah kader yang diajukan ini bisa menyaingi elektabilitas Anies yang sudah terlanjur tinggi di mata publik. PDIP harus menimbang apakah loyalitas kader lebih penting daripada potensi kemenangan di Pilkada.
Dilema Elektabilitas Anies
Meski Anies memiliki elektabilitas yang tinggi, hal ini belum tentu menjadi jaminan kemenangan. Elektabilitas ini masih berdiri sendiri dan belum diuji ketika harus dipasangkan dengan calon wakil gubernur.Â
PDIP mungkin khawatir bahwa pasangan calon yang dipilih Anies bisa jadi tidak cukup kuat untuk menghadapi calon lain, khususnya dari PKS yang memiliki basis massa yang solid di Jakarta.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Anies jika ia maju adalah persaingan dengan calon wakil gubernur dari PKS, yang dikenal kuat dan memiliki pengaruh signifikan di Jakarta.Â
PDIP harus mempertimbangkan bagaimana potensi kekalahan Anies jika harus berhadapan dengan pasangan calon yang didukung PKS.Â