Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis adalah usaha Meng-ada-kan ku

Mencari aku yang senantiasa tidak bisa kutemui

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menduga-duga Alasan PDIP Tarik Ulur Mendukung Anies di Pilkada Jakarta

27 Agustus 2024   12:43 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:14 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri berpidato dalam acara Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Senin (26/8/2024). (Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Mendukung calon dari luar partai, seperti Anies, mungkin memerlukan investasi politik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mendukung kader sendiri. Risiko politik dan finansial yang harus dihadapi PDIP juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan ini.

Alternatif Calon dari Internal PDIP

Di tengah tarik-ulur ini, muncul nama-nama seperti Pramono Anung dan Rano Karno sebagai calon alternatif dari internal PDIP. Kedua tokoh ini dikenal loyal dan konsisten dengan visi partai. 

Pilihan untuk mendukung kader internal seperti mereka bisa dianggap lebih aman dan sesuai dengan arah kebijakan partai yang ingin memperkuat basis ideologis dan loyalitas partai.

Memilih kader dari internal partai memiliki keuntungan jangka panjang, terutama dalam menjaga kesolidan ideologi dan kesinambungan kepemimpinan partai. 

Namun, tantangan utamanya adalah apakah kader yang diajukan ini bisa menyaingi elektabilitas Anies yang sudah terlanjur tinggi di mata publik. PDIP harus menimbang apakah loyalitas kader lebih penting daripada potensi kemenangan di Pilkada.

Dilema Elektabilitas Anies

Meski Anies memiliki elektabilitas yang tinggi, hal ini belum tentu menjadi jaminan kemenangan. Elektabilitas ini masih berdiri sendiri dan belum diuji ketika harus dipasangkan dengan calon wakil gubernur. 

PDIP mungkin khawatir bahwa pasangan calon yang dipilih Anies bisa jadi tidak cukup kuat untuk menghadapi calon lain, khususnya dari PKS yang memiliki basis massa yang solid di Jakarta.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Anies jika ia maju adalah persaingan dengan calon wakil gubernur dari PKS, yang dikenal kuat dan memiliki pengaruh signifikan di Jakarta. 

PDIP harus mempertimbangkan bagaimana potensi kekalahan Anies jika harus berhadapan dengan pasangan calon yang didukung PKS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun