Namun, di tengah segala persoalan ini, saya tidak menyesal. Saya tidak pernah menyesali jalan yang saya pilih selama hampir 10 tahun terakhir. Meski kerap tidak dimengerti, dicurigai, dan dihujat, saya merasa bangga telah diberi kesempatan memikul beban demi memajukan negeri ini. Saya yakin, masih banyak orang baik yang mendoakan kebaikan untuk bangsa ini. Dan dengan keyakinan itu, saya tetap optimis, masa depan Indonesia masih penuh harapan.
Tentu saja, saya tidak akan berhenti bekerja untuk negeri ini. Saya akan terus menjalankan tugas saya hingga akhir masa jabatan, dengan harapan bahwa semua tuduhan ini akan hilang dengan sendirinya ketika orang-orang melihat bahwa yang saya lakukan semata-mata adalah untuk kepentingan Indonesia yang lebih baik.
Semoga siapapun yang akan melanjutkan tugas ini, akan mampu mengemban amanah dengan baik, dan meneruskan cita-cita kita bersama untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
Begitulah impian saya, seandainya saya Jokowi. Pasti mimpi ini tidak bisa mewakili apa yang dirasakan dan dipikirkan Jokowi. Saya yakin Jokowi jauh lebih bijak dari apa yang coba saya pahami. Satu hal yang pasti, saya sebagai salah seorang rakyat biasa akan kehilangan seorang presiden yang saya kagumi, suatu cerita yang nanti akan saya sampaikan dengan bangga pada generasi yang saat ini mungkin belum ada atau belum memahami kondisi saat ini. Saya akan bercerita kepada mereka bagaimana Indonesia di bawah pemerintahan seorang presiden bernama Jokowi, anak dari keluarga biasa dengan prestasi luar biasa.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H