Pro dan kontra pemecatan pegawai KPK lewat proses seleksi ASN dan tes Wawasan Kebangsaan terus berlanjut.
Bagi yang setuju 75 pegawai KPK itu dipecat ada beberapa alasan yang mereka kemukakan.
Pertama, ini adalah cara yang tepat untuk membersihkan KPK dari unsur radikalisme yang biasanya disebut sebagai "Faksi Taliban" KPK.Â
Menurut mereka faksi inilah yang telah menyusup masuk ke tubuh KPK dan ingin menguasai lembaga anti ruasuah itu. Tujuannya adalah untuk melindungi tokoh - tokoh yang dianggap radikal dari kasus korupsi mereka.Â
Dalam hal ini Novel Baswedan dituduh sebagai salah satu tokoh "Faksi Taliban" tersebut.
Kedua, alasan yang sering mereka kemukakan adalah, sangat wajar kalau dalam suatu testing ada yang tidak lulus. Â Bahkan mereka mengatakan, para pegawai yang tidak lulus tidak berhak menuntut. Toh, hanya sebagian kecil saja yang gagal.Â
Juga alasan lain yang mengemuka adalah, sehubungan dengan pertanyaan yang dinilai tidak wajar bahkan cenderung melecehkan, dinilai hal yang biasa. Alasannya, pertanyaan - pertanyaan itu sengaja dilontarkan untuk menguji apakah para pegawai yang diuji konsisten dan sejauh mana mereka stabil secara emosional.
Terakhir, mereka mempertanyakan sejauh mana sih kehebatan para pegawai itu? Apakah mereka memang tidak tergantikan? Justru karena ada yang tidak lulus maka ada peluang bagi orang baru yang mungkin lebih hebat dari pegawai yang gagal dalam tes ASN tersebut.
Jika dilihat alasan - alasan ini, ada beberapa hal yang bisa untuk menjawabnya.
Untuk alasan penyingkiran "Faksi Taliban" di tubuh KPK. Â
Isu adanya "Faksi Taliban" ini kuat berhembus saat Pilpres yang lalu. Salah satu penyebab kencangnya hembusan isu itu adalah beberapa mantan Pimpinan dan penasihat KPK saat kancah Pilpres berseberangan secara Politik dengan salah satu Capres. Mereka dianggap adalah bagian dari "Faksi Taliban" yang ada di KPK.