Tanah merimba,
rimbun reremputan seperti belantara,
tak bertuan liar hidup tanpa aturan,
diantara bebatuan hitam berbalut tanah berlumpur,
kelam,
Serpihan-serpihan kaca,
berserakan menusuk telapak-telapak kaki yang melangkah,
tajam menembus diantara rumput ilalang,
perih berdarah meninggalkan bekas,
luka,
Matahari mulai meninggi panas membakar,
jasad yang kekar basah berkeringat amarah,
dalam diamnya menggunung dendam,
tinggi menjulang menyangga langit-langit,
kesumat,
Melihat laku para tuan berlagak tuhan,
mempermainkan hidup-mati manusia dengan ketidakadilan,
seperti ilalang liar di tanah-tanah tandus yang mengering,
akan terbakar habis menjadi abu dihembus angin,
perlawanan.
Rumah Kayu, 8 Mei 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H