Mohon tunggu...
gunawan trihantoro
gunawan trihantoro Mohon Tunggu... Penulis - Berbuat untuk Perubahan

Penulis Buku Cinta Karya Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Angin Perlawanan

17 Juni 2020   11:35 Diperbarui: 17 Juni 2020   12:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah merimba,
rimbun reremputan seperti belantara,
tak bertuan liar hidup tanpa aturan,
diantara bebatuan hitam berbalut tanah berlumpur,
kelam,

Serpihan-serpihan kaca,
berserakan menusuk telapak-telapak kaki yang melangkah,
tajam menembus diantara rumput ilalang,
perih berdarah meninggalkan bekas,
luka,

Matahari mulai meninggi panas membakar,
jasad yang kekar basah berkeringat amarah,
dalam diamnya menggunung dendam,
tinggi menjulang menyangga langit-langit,
kesumat,

Melihat laku para tuan berlagak tuhan,
mempermainkan hidup-mati manusia dengan ketidakadilan,
seperti ilalang liar di tanah-tanah tandus yang mengering,
akan terbakar habis menjadi abu dihembus angin,
perlawanan.

Rumah Kayu, 8 Mei 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun