Kampung Datar Gebang merupakan kampung yang sudah lumayan banyak penduduknya. Kampung Datar Gebang ini masuk ke wilayah Desa Girimukti, Kec. Sindangbarang, Kab. Cianjur, Provinsi Jawa Barat.Â
Kampung ini memiliki cerita secara turun temurun bahwa jadinya nama kampung Datar Gebang ini konon katanya  dikarenakan adanya pohon Gebang di Bukit, bahkan  sampai sekarang pun pohon gebang tersebut masih ada. Selain itu juga di kampung ini ada cerita yang saya dengar langsung dari orang tua saya sendiri bahwa di kampung ini ada yang namanya Gunung Gedogan. Gunung tersebut apabila dilihat dari kejauhan tidak kalah angkernya dari yang lain. Dipercayai penunggu disana bisa mengabulkan banyak permintaan apabila dipuja. Terlepas dari itu banyak juga yang sengaja tapa disana, yang melakukan hal itu biasanya dari luar daerah dan tidak pernah ada yang menceritakan orang setempat memuja atau tapa di Gunung tersebut. Pedahal kalau dilihat dari jarak dekat Gunung ini terlihat biasa-biasa saja tidak menyeramkan, hanya saja apabila dilihat dari kejauhan memang iya kelihatan sangat angker.
Gunung Gedogan dipercayai bisa menerima tumbal dengan bebas, bisa orang tua, musuh, teman, sodara, dan lain-lain. Percaya atau tidak, ketika ada yang melakukan pertapaan disana, maka Gunung Gedogan ini akan terdengar suara petir yang keras dan langit pun terlihat banyak sambaran-sambaran petir yang menggelegar. Maka tidak heran apabila warga disana kalau melakukan aktivitas itu tidak senonoh. Terkadang kalau zaman dahulu ngelewat malam kesana suka ada yang melihat makhluk-makhluk astral.Â
Ada yang menceritakan suatu waktu pernah ada seorang ibu yang mau menumbalkan anaknya dan pamitan ke orang tuanya itu beliau pergi untuk bekerja ke kota. Namun setelah itu menangkap anak ayam sebagai simbol bahwa yang mau ditumbalkan itu anak bungsunya. Orang tersebut di telpon oleh orang tuanya yang memberikan kabar bahwa anaknya dirumah sedang muntah-muntah sspeeri ada hang mencekik. Konon katanya apabila mau menumbalkan orang tuanya maka harus menangkap ayam induknya, dan apabila ingin menumbalkan ayahnya maka harus menangkap aham jantannya. Ayam tersebut yaitu merupakan ayam dari bangsa Jin yang menyerupai ayam sedang iring-iringan dari mulai jantan, induknya, sampai ke anaknya yang masih kecil. Singkat cerita setelah ditelpon mungkin orang itu berubah pikiran sehingga membatalkan perjanjian dengan penunggu disana, lalu kemudian si makhluk ghaibnya itu menampakan diri menyerupai manusia berbadan tinggi besar dan konon katanya makluk itu menendang pintu sampai pintunya terpental, bahkan sambil memarahi si ibu tersebut. "Sia ngera-ngera aing" Ujar si makluk tersebut dengan lantang dan mata melotot.
Dari peristiwa tersebut maka orang itu tidak bisa berbicara hanya berdiam diri saja sambil menatap seolah-olah dibuat tak berdaya oleh makhluk itu.
