Mohon tunggu...
Gunawan Sundani
Gunawan Sundani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Melestarikan Budaya Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keindahan Hidup Berbudaya

16 Oktober 2023   00:50 Diperbarui: 14 Maret 2024   21:02 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Hidup dalam Berbudaya, Minggu 15 Oktober 2023. Dokpri

Dalam seluruh perjalanan hidup tentunya banyak sekali esensi yang dirasakan dari pengalaman. Salah satu perjalanan hidup yang saya rasakan ketika kita bisa menjalankan terhadap nilai-nilai kebudayaan, maka dari itu tentunya banyak sekali esensi yang di rasakan dari hal tersebut. Entah itu dari perspektif orang lain terhadap diri kita ataupun dari diri kita terhadap diri orang lain. Yang saya rasakan dalam hidup Berbudaya sangat indah sekali, bahkan bagi saya pribadi Budaya itu sangat di pentingkan di dalam kehidupan. 

Kenapa sangat penting? Karena Pada dasarnya Budaya itu seluruh prilaku manusia yang harus dilakukan dalam kehidupan. Perlu kita ketahui terlebih dahulu definisi daripada Budaya itu. Dapat kita lihat dari berbagai literatur atau berbagai pendapat mengenai Budaya. Termasuk Bahasa, Makanan, Pakaian Arsitektur, Pertanian, dan Lain-lain. Akan tetapi perlu kita ketahui juga bahwa Agama dengan Budaya itu  sebetulnya tidak berbenturan. Akan tetapi dikarenakan pengertian Budaya  ini yang sudah lama bahkna ratusan tahun dan Budaya itu asal kata dari "Budi dan Daya".

Budi ini adalah yang asal Bahasanya yaitu dari pohon Bodhi/Buddha atau tingkat kesempurnaan seseorang. Budaya itu merupakan suatu kultur yang secara turun-temurun akan tetapi kalau kata dasarnya Budaya yaitu "Budi dan Daya". Budi itu merupakan sesuatu yang sempurna dan sesuatu yang terpuji atau suatu kebaikan yang sudah tidak bisa dirubah lagi.

Definisi dari Daya ini adalah Usaha atau kekuatan. Yang artinya daya atau suatu usaha manusia dalam kebaikan, maka hal tersebut dapat dikatakan Budaya. Salah satu contohnya yaitu Budaya bertani, peternakan, kesenian daln lain-lain. Hal tersebut juga merupakan suatu  Daya/Usaha untuk mencapai kebaikan. Apabila dizaman sekarang ini ada yang disebut Budaya Narkotika, Korupsi dan lain-lain. Hal tersebut bukan merupakan suatu Budaya, akan tetapi itu namanya adalah "cela daya".  

Kenapa dikatakan cela daya? Karena hal tersebut bukan Daya yang berbudi , akan tetapi hal tersebut merupakan suatu daya yang tercela. Jadi yang disebut Budaya itu segala sesuatu yang terpuji atau sesuatu yang baik. Jadi artinya yang disebut daya itu merupakan suatu usaha atau tarekah manusia untuk menjadi sesuatu yang baik.

Jadi menurut persepektif saya dan apabila saya boleh berasumsi, ketika seseorang memahami dan mematuhi terhadap ajaran Budaya maka orang tersebut tidak akan melakukan kesalahan didalam kehidupan sehari-harinya. Karena pada dasarnya Budaya itu merupakan suatu usaha dalam berprilaku yang baik. Dan hal tersebut dapat saya rasakan sendiri walaupun saya pribadi juga belum bisa melakukan sepenuhnya. Namun apabila kita sudah paham setidaknya kita akan sadar terlebih dahulu sebelum melakukan kesalahan yang patal.

Esensi yang didapatkan dari prilaku Berbudaya akan terasa dengan sendirinya tanpa harus di cari. Salah satu contohnya yaitu ,akan saling memahami, saling menghargai, dan saling mengerti terhadap sesama antara satu sama lain. Karakter tersebut tidak mudah dan tidak dimiliki oleh orang banyak. Ketika seseorang yang sudah memahami dan menjalankan Kebudayaan, maka di dalam kehidupannya juga akan penuh dengan perhitungan (Pinuh ku duduga prayoga). Segala sesuatu yang akan dilakukannya itu ada Tata-titinya (adab berpeilaku/Titian laku) Titian ini terdiri dari ?  Niti harti, niti surti, niti bukti, niti bakti, dan niti sajati.

Salah satu kelemahan yang saya lihat terlalu banyak orang yang suka membanding-bandingkan  contohnya yaitu Agama dipisahkan dengan kehidupannya, dan seni juga dipisahkan dengan Agamanya. Akan tetapi bagi saya pribadi didalam kehidupan itu sudah tidak membicarakan hal-hal tersebut. Bagi saya dari manapun asalnya, apapun itu Agamanya, dan apapun itu bahasanya, maka bagi saya pribadi semuanya adalah saudara (Satu alam pernafasan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun