Seorang flegmatik perlu menilai apakah dia siap menikah dengan seorang kholerik yang terus bergerak, mencapai tujuan, dan mengatur. Demikian juga seorang melankolik apakah sanggup hidup dengan seorang sanguin yang cenderung bertindak mengikuti perasaan dibanding pikirannya. Keempat, periksalah sifat-sifat yang mungkin berasal dari luka-luka masa lalu. Setiap orang pada dasarnya punya persoalan emosi yang nampak dalam sifat sehari-hari yang berasal dari pengalaman tidak enak pada masa lalu.
Ada yang  ringan dan sudah selesai, ada yang berat dan sudah selesai, namun ada yang belum selesai. Seorang yang dulu sering dibanding-bandingkan, kemungkinkan akan menjadi orang yang selalu ingin menang. Seorang dipukul, bisa jadi dia akan mudah melakukan kekerasan. Penting sekali untuk memeriksa apakah luka-luka ini sudah selesai, sebab jika belum selesai, maka dalam pernikahan, akan muncul dan bisa membuat sulit relasi. Perlu dipertimbangkan apakah sanggup menjalani kehidupan seumur hidup dengan seseorang dengan luka-luka demikian. Sebaiknya tidak berpikir, bahwa pernikahan akan membuat dia berubah. Â
Kelima, perhatikanlah latar belakang keluarganya. Apakah dia memiliki tanggung jawab dalam keluarga, misalkah dia masih harus membiayai adik-adiknya, atau karena dia anak tunggal, dia harus merawat orang tuanya. Dengan memeriksa hal ini, bisa menilai apakah sanggup hidup dengan seseorang yang memiliki tanggung jawab keluarga seperti itu.
Peneguhan juga didapatkan dari berdoa. Tentu penilaian di atas juga dilakukan dengan doa, dengan minta pimpinan Tuhan supaya membuat penilaian dengan tepat. Namun perlu berdoa untuk bertanya secara khusus apakah memang dia orang yang tepat ?Tuhan menjawab bisa lewat FirmanNya, bisa lewat keadaan, bisa lewat nasihat orang.
Apabila sudah mendapat kepastian maka selanjutnya melangkah dalam persiapan pernikahan.
Persiapan Menuju Pernikahan
Ada dua hal yang perlu dilakukan di sini, yaitu, mempersiapkan kehidupan berkeluarga dan mempersiapkan pelaksanaan pernikahan.
Banyak orang fokus kepada persiapan pernikahan dari pada persiapan menjalani kehidupan keluarga. Bahkan uang banyak dihabiskan untuk acara pernikahan daripada mempersiapkan kehidupan berkeluarga. Sebaiknya mempersiapkan kehidupan berkeluarga lebih diutamakan. Pernikahan adalah awal, dan berlangsugn sekejap, namun kehidupan berkeluarga berlangsung seumur hidup .
Mempersiapkan kehidupan berkeluarga dilakukan dengan belajar bersama tentang apa itu keluarga, untuk apa berkeluarga, nilai-nilai kehidupan dalam keluarga, pembagian tugas, pola komunikasi, relasi dengan keluarga dan orang lain, perencanaan anak, relasi seksual, keuangan, dan pelayanan yang akan diambil. Mengambil kesimpulan bersama dan merumuskan bagaimana itu berlaku bagi keluarga yang akan dibangun.
Baru kemudian mempersiapkan bagaimana acara pernikahan dilaksanakan.
Hubungan Selama Masa Berpacaran