Mohon tunggu...
Gunawan Sri Haryono
Gunawan Sri Haryono Mohon Tunggu... lainnya -

Menjadi sahabat bagi yang sedih, menjadi teman bagi yang bersukacita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penderitaan sang Primadona

13 Maret 2015   09:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:44 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Luka hati

Dulu sang primadona menjalin kasih dengan seorang pemuda, namun kisah kasih itu putus di tengah jalan. Sang primadona terluka. Karena terluka itulah  akhirnya sang primodan menikah dengan siapapun. Ada  pemuda baik-baik dan berpendiidkan datang, sang prinadona langsung mengiyakan. Sang primadona berpikir setidaknya dia masih pria yang baik, namun sesungguhnya dia tidak cinta. Maka masuklah sang primadona dalam rumah tangga semu. Semua tawa, semua keceriaan, semua tanggung jawab yang ditunjukkannya adalah penampakkan semu. Luka dalam batinya masih begitu kuat, namun semua tersimpan rapat-rapat.

Ada juga yang menikah karena sudah dikejar umur. Setelah putus, dia tidak mau dekat dengan siapapun. Masih menantikan sang kekasih. Akan tetapi umur terus berjalan, dan orang tua malu. Akhrinya menikahlah dengan orang yang disarankan orang tua ( sekalipu orang tua juga tidak memaksa ).

Dalam kasus ini bisa ada kisah-kisah yang lebih tragis lagi.

4. Ingin menjadi malaikat penolong

Ini tidak saya masukkan ke nomor satu, karena agak berbeda. Ini seperti kisah Cik Swan. Cik Swan bukan orang yang berpikir harus ganteng atau kaya. Tetapi ternyata hatinya  luluh dengan ekspresi orang yang minta dibelaskasihani. Banyak primadona yang berhati lembut tapi lemah. Mudah berbelas kasihan, ingin jadi malaikat penolong, tetapi melupakan prinsip-prinsip dasar tentang pernikahan.

Keinginan untuk menjadi penolong menjerumuskan orang ke dalam penderitaan. Sang primadona yagn berhati lembut ingin melepaskan sang pria dari penderitaannya. Ia tidak berpikir bahwa pria yang demikian adalah pria yang sakit, yang tidak bisa disembuhkannya. Pria-pria semacam itu harus ketemu psikolog atau psikiater dulu sebelum menikah. Karena berpikir bahwa ia bisa menolong, maka jadilah pernikahan itu rumah sakit jiwa. Dan jadilah ia sendirilah yang mengalami penderitaan jiwa.

Ada juga primadona yang akhirnya menikah dengan orang yang sebenarnya tidak sesuai dengan haitnya yang terdalam.. Pernikahan ini terjadi karena sang pemuda-pemuda mengejar-ngejar sedemikian rupa sehingga sang primadona tidak berkuasa menolaknya. Dan setelah menikah, terjadilah  kisah penderitaan tanpa ujung.

* Mugi ndadosaken karahayon para titah Dalem. Rahayu.

( Semoga memberi keseejahteraan kepada ciptaan. Salam sejahtera )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun