Ada 3 alasan kenapa hal ini menjadi kurang tepat, berikut alasan konten favorit kurang tepat dijadikan sebagai wadah untuk menghargai tulisan penulis, contoh:
1. Kompasianer Sebagai Pemilih
Kalau konten tersebut bisa dijadikan favorit oleh Kompasianer lain, artinya hal ini bisa disalahgunakan. Misal, ada dua sejoli yang bekerjasama saling jadikan kontennya favorit.
2. Belum Tentu Dilirik
Pastinya, alasan kedua yakni konten favorit belum tentu dibaca oleh orang lain, dan bahkan mungkin tidak dibaca sama sekali oleh admin.
3. Mengkotak-kotakanÂ
Sebagaimana kita tahu, memilih konten orang lain menjadi favorit, berarti konten lain tidak favorit.
Maksud? Begini kira-kira bila digambarkan "ah gua ga suka konten lu, gua lebih suka si dia karena dia satu angkatan dengan gua,"
"Angkatan lu kontennya begini, sedangkan menurut gua konten angkatan gua lebih baik,"
Demikian munculah perpecahan cuy, begitulah kira-kira gambaran rasis dalam bentuk box favorit.
Sekian, diary ketiga Gunawan Sianturi hari ini, (19/6/2023), jumlah artikel ke-93 dalam 18 hari dengan hasil views kurang lebih 50k, jumlah komentar 92, kurang 8 komentar lagi yuk, tolong.., hehee