Mohon tunggu...
Gunawan Purnomo Absen 2
Gunawan Purnomo Absen 2 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yayasan Puri Kauhan Ubud Gelar Workshop Sastra Balik Klasik

7 Juli 2021   18:58 Diperbarui: 7 Juli 2021   19:07 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gp2 -- workshop Sastra Bali Klasik 6 Juni 2021 merupakan workshop terakhir dalam rangkaian workshop Sastra Bali yang di adakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud.

Workshop di hari terakhir ini dilakukan dengan dua workshop sekaligus. Workshop pertama ngawi satua Bali yang dipandu oleh Bu Mas Ruscita Dewi seorang sastrawan terkenal di Bali yang di moderatori oleh Guna. Dan workshop kedua dengan materi ngawi kekawin yang disampaikan oleh guna dan dimoderatrori bu mas.

Dalam workshop yang diadakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud yang diadakan selama tiga hari ini, mampu mengeluarkan cita rasa pikiran dan perasaan mewujudkan semoga covid-19 suasana gering agung cepat berakhir, ujar A.A Bagus Ari Brahmanta selaku pembina yayasan Puri Kauhan Ubud dalam sambutanya.

Menurut Sukardi Rinakit pandemi gering agung Covid-19 di analogikan seperti jubah yang kotor. Menurutnya salah satu yang dapat mencuci ini adalah selain doa, puja dan lain-lain adalah sastra. Karena sastra ini akan menjadi satu pencatan, meletakkan memori baru pada memori lama. Sastra juga sebagai doa penyumbuh pemarisuda gering agung.

Kekiatan workshop ini menurut Bu Mas Ruscita Dewi sebagai sebuah padma yang indah dan menyenangan bagi orang-orang yang bergelut didalam Sastra Bali. Ia juga menyebutkan bercerita adalah gampang. Karena di masyarakat banyak sekali cerita di masyarakat Bali. Akan tetapi dalam menyulis Sastra Bali itu susah-susah gampang yang terpenting adalah keberanian. Dalam penulisan satua memerlukan adanya wiraga wirama dan wirasa.

Setelah Bu Mas berbincang mengenai Satua Bali dilanjutkan pada workshop ke dua, Bu Mas menjadi moderator untuk mengiring Guna dalam menyampaiakan materi tentang ngawi kekawin.

Guna menyebutkan, bahwa seorang pengarang merupakan arsistek bahasa, satu persatu bahasa kata ditempatkan dengan kaidah dan aturan-aturanya. Sehingg dari itu terbentuk sebuah candi bahasa. Dalam kegiatan kali ini guna juga akan menyampaiakan tiga poin. Yaitu, melihat sesunggungya ketika menerima warisan sastra kekawin itu juga melakukan inofasi dan kreatifitas. Yang kedua dasar-dasar apa yang mereka gunakan dalam menyusun kekawin. Dan yang ketiga menulis karya sastra kekawin. Gp2.

Oleh: Gunawan Purnomo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun