Gp2 -- Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar Workshop Sastra Bali Modern pada Jumat, 4 juni 2021 diikuti sekitar 700 peserta melalui media Zoom.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari workshop yang di adakan oleh Yayasan Puri Kauhan ubud selama tiga hari. Workshop ini dilakukan selain sebagai ajang lomba karya tulis sastra, kegiatan ini juga sebagai media untuk mengajekkan kembali Sastra bali agar dikenal oleh kalangan masyarakat kususnya generasi kuda. Di hari pertama ini workshop dilakukan dengan mengambil topik Sastra Bali Modern. Dalam kegiatan ini, Swardika Rinakit, IGA Darma Putra dan Putu Suparkita serta Teguh Mahasari sebagai moderator.
Diharapkan dalam kegiatan penulisan Sastra Bali sebagai ajang untuk nguri-nguri warisan budaya leluhur yang dilaksanakan bertepatan pada Puja Wali Ida Bhatari Sri juga menjadi pemarisudha gering agung. Mengingat sekarang masyarakat sedang mengalami pusibah covid-19, ujar Suardika Rinakit.
Menurut sebagaian orang menulis sastra itu susah dan ditambah lagi membaca karya sastra lebih susah lagi. Akan tetapi, I Ketut Sumatra mengatakan menulis Sastra Bali itu mudah, lebih mudahlagi membaca Sastra Bali. Sebab, pulau Bali hanya memiliki satu bahasa daerah sehingga mudah bagi masyarakatnya untuk memahaminya.
Kegiatan lomba tulis sastra ini, merupakan wujud nyata dari sebuah seni. IGA Darma putra mengatakan bahwa manusia tidak bisa lepas dari sebuah seni dalam kesehariaanya. Sehingga waorkshop ini menjadi ajang untuk mecurahkan ekspresi generasi muda.
Diakhir diskusi, Putu Supardika memberikan pemaparan dalam penulisan karya sastra modern dengan memberikan contoh-contoh kalimat yang harus digunakan dalam sebuah penulisan karya sastra modern. Hal ini juga bertujuan agar nantinya peserta lomba tidak kebingungan dengan bahasa-bahasa modern yang tentunya tidak di temukan pada Bahasa Bali.
Oleh: Gunawan Purnomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H