Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir di Jepara

Mahasiswa biasa pada bidang pendidikan geografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rahwana, Sinta, dan Rama dalam Perguruan Tinggi

22 April 2020   16:19 Diperbarui: 22 April 2020   16:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat tulisan ini ditulis, manusia geger dengan masalah pandemi yang ada di Indonesia, hal tersebut mengakibatkan kekacauan dalam segala bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan.

Dalam kekacauan ini, khususnya dalam bidang perkuliahan banyak sekali pro dan kontra terkait kebijakan-kebijakan kampus, dari mulai kekacauan kuliah online sampai biaya kuliah. Dan kembali lagi mahasiswa harus patuh dengan kebijakan itu, entah banyak ruginya atau untungnya, tapi kurasa banyak ruginya bagi mahasiswa.

Memahami ribut-ribut didalam kampus saat ini bagi saya seperti kisah Rahwana yang menculik Sinta. Rahwana adalah kaum mahasiswa, Rama adalah kaum universitas dan Sinta adalah pendidikan. Kita semua tahu perbedaan antara universitas dengan pendidikan, hal itu sangat berbeda.

Stigma orang-orang yang pernah saya ketahui menganggap Rahwana adalah tokoh yang jahat. Mungkin yang menganggap seperti itu belum memahami sudut pandang dari Rahwana hehehe. Dalam kisahnya, Rahwana adalah tokoh yang paling tulus mencintai Sinta, karena dalam masa penculikanya Rahwana sangat menghargai Sinta, dan begitu Rama berhasil menyelamatkan Sinta, Rama ragu dengan kesucian raga Sinta yang sudah diculik beberapa tahun oleh Rahwana. Begitu pula dengan kaum mahasiswa atau Rahwana, sangat mencintai hal pendidikan (Sinta), hanya saja konstelasi universitas atau Rama dalam apapun saja agak kurang cocok bagi mahasiswa, jadi kesanya seperti kemerdekaan dan otentikasi pendidikan(Sinta) kurang cocok dengan karakter universitas(rama) pada saat ini, dan kembali lagi mahasiswa(Rahwana) dikalahkan oleh Rama.

Saat tulisan ini dibuat, universitas-universitas menjalankan UTS online yang dikerjakan dirumah karena efek pandemi global. Hal ini seperti Rahwana sedang mencintai dan menghormati sinta dirumah masing-masing dan rama hanya membuat kebijakan-kebijakan dikerajaanya. Hal itu cukup baik karena mahasiswa/rahwana bebas mencari kemerdekaan atau otentikasi dari dirinya di dalam rumah.

Yang saya lihat dan berdasarkan pengalaman saya, mahasiswa-mahasiswa dirumah mulai mencari otentikasi dirinya, seperti teman saya dari UKM seni yang rajin melukis, ada yang rajin menulis sampai mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya yang dibunuh oleh universitas. Tapi jengkelnya, Rama kadang menembaki panah tugas/kuliah daring yang membosankan dari kerajaanya.

Sempat kulihat berita-berita yang mengembalikan uang seratus ribu rupiah sebagai ganti kuota internet dari tugas/kuliah daring disalah satu universitas swasta dan banyak juga universitas yang memberikan kuota internet kepada mahasiswa. Dibalik kacaunya Rama, ternyata Rama cukup lucu juga atas kebijakan-kebijakanya yang makin menyudutkan Rahwana, tapi hati-hati kadang Rahwana sangat kuat jika terus ditindas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun