Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berguru pada Ayam

18 Mei 2017   23:18 Diperbarui: 18 Mei 2017   23:23 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu lagi makhluk ciptaan Allah yang bisa kita tiru dan ambil pelajaran dari kehidupannya, yaitu ayam. Sama halnya dengan makhluk lainnya, ayam juga diciptakan oleh-Nya pasti mempunyai tujuan dan manfaat, khususnya bagi umat manusia.

Tentu kita semua mengetahuinya, bahwa ayam merupakan salah satu makanan favorit umat manusia. Namun, pada kesempatan kali saya tidak akan menjelaskan manfaat ayam bila kita mengkonsumsnyai. Saya hanya akan menjelaskan, kira-kira pelajaran apa saja yang bisa kita petik dari pola kehidupan ayam tersebut.

Jika kita mau menggali dan mengkaji pola kehidupan ayam, maka akan terdapat banyak manfaatnya, khususnya buat umat manusia. Karena saya berasal dari desa yang notabenenya hampir seluruh kepala keluarga memelihara ayam, maka saya akan mencoba memaparkan bagaimana sebenarnya kehidupan ayam (yang bisa kita tiru).

Ada beberapa hal yang menarik, jika saya memperhatikan pola kehidupan ayam, di antaranya: pertama, berhubungan dengan konsep pendidikan anak. Menarik ketika si Induk Ayam merawat anak-anaknya. Waktu anak ayam masih kecil, si Induk Ayam dengan kesabaran dan kewaspadaan tinggi benar-benar menjaga kelangsungan hidup anaknya. Induk ayam selalu memberikan perlindungan terhadap berbagai ancaman yang akan membahayakan anak-anaknya dari serangan musuh. Kita bisa memperhatikan betapa kuat pembelaan induk ayam kepada anak-anaknya. Pernah suatu saat di kampung, saya dipatok oleh induk ayam gara-gara saya mencoba memegang anaknya. Hal ini, menandakan bahwa manakala anak-anaknya terancam bahaya, induk ayam langsung bertindak memberikan perlawanan demi keselamatan anak-anaknya.

Kedua, dalam hal makanan, Induk Ayam lebih mengutamakan anaknya ketimbang dirinya. Ya betul, Induk ayam lebih mengutamakan anak-anaknya dalam hal makan. Ini bisa kita lihat manakala ia mendapatkan makanan, ia panggil anak-anaknya untuk memakan makanan yang ia dapatkan. Ia selalu sabar mencarikan makanan buat anak-anaknya. Dari sini, bisa saya simpulkan, bahwa sebagai orang tua sudah merupakan kewajiban untuk menafkahi anak-anaknya, sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang. Makanan yang diberikan pun harus melalui proses yang halal dan layak untuk dikonsumsi.

Ketiga, Induk Ayam selalu mengajari anak-anaknya supaya bisa mandiri sejak kecil. Di samping mencari makanan buat anak-anaknya, induk ayam selalu menyempatkan dirinya untuk mengajari anak-anaknya bagaimana caranya mencari makanan sendiri. Jika kita perhatikan, ketika anak ayam semakin bertambah usianya, si induk ayam akan mengajari anak-anaknya bagaimana caranya mendapatkan makanan dan memilih makanan yang layak dikonsumsi. Mengajari bagaimana cara menggunakan cakar yang ada di kakinya. Begitu seterusnya, sampai anaknya tersebut bisa hidup mandiri, termasuk mencari kebutuhan perut sendiri. Sungguh mulia hati ibunya. Inilah pola pendidikan anak yang unik dan hebat dari makhluk yang bernama “ayam” ini.

Keempat, ayam pandai dalam mengatur waktu (manajemen waktu). Di pagi hari sampai siang biasanya anak ayam diajak oleh induknya untuk belajar hidup di dunia ini, untuk mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Namun, ketika waktu sudah mulai sore, maka si ibunya mengajak anak-anaknya pulang dan istirahat bersama. Mereka tidak boleh keluar lagi, dan berlindung di bawah tubuh si ibunya ketika malam tiba.

Kelima, pada waktu sepertiga malam yang terakhir, biasanya ayam selalu berkokok. Hal ini menggambarkan bahwa mereka tidak hanya larut dalam tidur saja, tetapi mereka juga menyempatkan waktunya untuk beribadah pada Yang Maha Kuasa. Ini memberikan pelajaran bagi kita selaku umat manusia, bahwa dalam suasana sunyi senyap merupakan waktu yang paling tepat untuk bermunajat kepada Allah, seperti melaksanakan sholat-sholat sunah atau memperbanyak dzikir. Sehingga dengan perilaku yang seperti itu, kita termasuk hamba yang benar-benar tunduk, taat dan pandai bersyukur atas berbagai nikmat yang diberikan oleh-Nya.

Semoga dari beberapa pola kehidupan ayam yang tersebut di atas, bisa kita tiru dan kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena bagaimana pun juga, alam merupakan bagian pelajaran hidup yang sangat bagus buat kita, termasuk ayam.

Wallahu a’alam.

Oleh: Gunawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun