Dalam kehidupan bersosial, tentu tak boleh lepas dari yang namanya komunikasi. Berkomunikasi satu sama lain merupakan ciri hidup bersosial atau berkelompok. Komunikasi akan berjalan lancar, manakala pemberi dan penerima pesan menyatu. Menyatu dalam arti tak ada miskomunikasi.
Komunikasi yang intens setidaknya dapat meminimalisir kesalahpahaman dalam berorganisasi. Dengan kata lain, bahwa salah satu efek salah paham dalam bersosial adalah kurangnya komunikasi. Sehingga, "pesan" yang sesungguhnya tak mampu dicerna secara baik. Akhirnya, bukan tidak mungkin terjadi keretakan hubungan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu.
Semakin lancar dan bagus dalam membangun komunikasi satu sama lain, maka sekat dan perbedaan paham bisa dicarikan jalan keluar. Saling menerima dan belajar di antara sesama, juga mampu mendewasakan seseorang. Bersikap terbuka dan mau menerima perbedaan satu sama lain akan memunculkan hubungan yang harmonis.
Kedewasaan dalam berpikir, bertindak, dan berbuat, sangat diperlukan dalam kehidupan bersosial, apalagi di era teknologi kini. Adanya media sosial yang menjamur sekarang ini, setidaknya bisa menjadi media atau wadah bagi kita untuk terus belajar. Sehingga, wawasan kita pun bertambah. Dengan bertambahnya wawasan yang dimiliki oleh seseorang, maka peluang kesalahpahaman dalam menafsirkan berbagai keadaan dan/atau wacana yang muncul di publik bisa diatasi.
Penting juga, adalah bertindak bijaksana. Mau mendengar, tidak bertindak sewenang-wenang, dan tak merasa benar sendiri adalah sikap yang perlu dipupuk dalam kehidupan bermasyarakat. Jika hal seperti ini bisa tertanam dalam tiap individu, maka kita akan mampu menyikapi berbagai informasi yang beredar di publik dengan sebaik mungkin, tanpa ada salah paham.
Wallahu a'lam.
Oleh: Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H