Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Guruku di Tanah Perantauan (Bagian 6)

24 Februari 2018   00:27 Diperbarui: 24 Februari 2018   00:35 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru saya yang satu ini adalah benar-benar sang organisatoris. Namanya Dedi Kusnadi. Beliau sangat haus sekali dengan dunia organisasi. Beragam organisasi yang beliau ikuti saat kuliah dulu, mulai dari eksternal sampai internal kampus.

Beliaulah salah satu orang yang mengajak saya untuk terus belajar dan menimba ilmu dari organisasi ke organisasi. Beliau sering kali dipercaya sebagai panitia pelaksana dalam kegiatan apa pun sejak awal masuk di dunia kampus. Mulai dari anggota biasa, sekretaris, sampai menjadi ketua panitia dalam beberapa kegiatan di organisasi yang diikutinya. Akibat pengalamannya yang mumpuni dan sering terlibat sebagai panitia dalam berbagai kegiatan, sehingga beliau diamanahkan untuk menakhodai beberapa organisasi.

Sedikit banyak pengetahuan dan pengalaman berorganisasi, dari beliaulah saya peroleh. Beliau orangnya cerdas dan komunikatif. Sehingga, ketika saya bertanya apa pun kepada beliau, selalu dijawabnya.

Beliau ini punya banyak stok ide dalam mengembangkan suatu organisasi. Yang saya suka dari beliau juga adalah orangnya tidak pemalu. Beliau selalu ingin belajar, dari siapa pun orangnya. Baik dari senior maupun para juniornya.

Pernah dalam memimpin salah satu organisasi eksternal kampus, di mana kala itu saya bertindak sebagai Sekretaris Umumnya, saya melihat beliau begitu disiplin dan tegas. Pekerja keras adalah bagian dari kepribadiannya juga. Apalagi ketika melakukan kegiatan atau semacam bakti sosial dari kabupaten ke kabupaten di Sulsel, beliau rela tak tidur di malam hari asalkan semua persiapan untuk dilaksanakan pada pagi hingga sore harinya esok bisa dituntaskan pada malam itu juga. Teman-teman yang lain sudah mulai tidur, melepaskan penat, beliau rela menahan kantuk. Beliau tidak ingin jika ada persiapan yang belum beres.

Akibat kedisiplinan dan ketegasan beliau itulah, sehingga setiap organisasi yang berhasil dipimpinnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Beliau ini saya ibaratkan sebagai "penyelamat" bagi organisasi yang hampir mati. Kini, putra asli Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ini tengah mengabdi dan menjadi dosen di Universitas Borneo, Tarakan.

Saya begitu beruntung dan bersyukur kepada Tuhan karena dipertemukan dengan beliau. Saya banyak belajar dan menimba ilmu dari beliau. Semoga Tuhan membalas jasa dan kebaikan beliau selama ini. Amin. Insyaallah, kebaikan beliau tak akan pernah saya lupakan.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun