Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Kos dan Kangkung

29 November 2017   01:33 Diperbarui: 29 November 2017   01:52 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Usai pengumuman kelulusan SMA, saya langsung bergegas mengurus dan mempersiapkan semua keperluan untuk melanjutkan studi. Berbagai keperluan telah rampung saya urus, tibalah waktunya untuk berpamitan dengan para keluarga besar di kampung.

Kali ini merupakan kali ketiganya saya harus tinggal jauh dari keluarga. Saya memilih studi di Kota Makassar. Sesampai di tanah perantauan, saya dijemput langsung oleh kakak kandung dan kakak sepupu saya.

Oleh karena berada di tanah rantau, maka mau tidak mau saya harus tinggal di kos-kosan. Bagi saya, tinggal di kos-kosan itu meninggalkan banyak cerita dan pengalaman. Dan, satu cerita yang cukup menarik adalah mengenai menu makanan. Sejak awal tiba di Makassar sampai selesai studi, ada satu makanan atau menu (baca: sayur) yang menjadi salah satu santapan favorit kami, yaitu "kangkung."

Boleh dibilang, kangkung menjadi menu utama kami dalam tiap kali makan. Bagaimana tidak, di depan halaman kos pertama kami, ada banyak tanaman kangkung. Ya, sebagai anak kos, daripada beli sayuran di pasar, lebih baik ambil saja yang gratis. Hehehe.

Lebih lucu lagi, tiap usai main bola (sore hari) di area kampus UNM Makassar, saya beserta teman-teman pasti membawa pulang kangkung dalam jumlah banyak. Kangkung tersebut kami ambil di area kampus yang tumbuh secara liar di sekitar rawa-rawa. Ya, itulah kehidupan kami dulu. Kangkung seolah menjadi makanan wajib tiap hari.

Bahkan, ada satu cerita yang cukup "menarik" juga (di kontarakan kedua). Pada libur semester genap (kalau tidak salah), kakak kandung dan sepupu saya pulang kampung. Hanya kami bertiga saja yang tidak pulang kampung dan tinggal bersama.

Suatu waktu, kami kehabisan beras dan uang saku hampir sekarat. Satu-satunya cara kami untuk menjaga agar perut tak kosong adalah mengambil kangkung sebanyak-banyak di samping rumah pemilik kos-kosan (tentunya kami minta izin terlebih dahulu), kemudian kami rebus. Itulah yang kami makan untuk "mengganjal" perut kami. Kurang lebih empat hari, hanya sayur kangkung saja yang kami nikmati, tak ada nasi, apalagi ikan. Sungguh bahagia dan bersyukurnya kami karena masih bisa menikmati menu spesial itu. Ya, begitulah serpihan cerita saya dan teman-teman saat berada di tanah rantau.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun