Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Baca Dulu Sebelum Berkomentar

17 September 2017   00:27 Diperbarui: 17 September 2017   01:48 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hadirnya berbagai teknologi sekarang ini, seperti internet dan smartphone, seharusnya mampu memberikan dan menjadikan seseorang menangkap berbagai informasi secara cepat dan tuntas, salah satunya. Seharusnya, memang seperti itu. Ya, hadirnya internet dan smartphone seperti yang dimaksud sejatinya dapat membantu seseorang yang tidak tahu kabar berita menjadi tahu, yang kurang jelas menjadi jelas, mendekatkan yang jauh, dan sebagainya.

Namun, tidak sedikit juga orang yang di mana era kini yang mestinya semakin mudah untuk mengakses berbagai informasi dengan sendiri tanpa harus bertanya ke sana kemari. Justru, banyak orang yang dibutakan. Teknologi memang tidak bisa disalahkan, penggunanya yang bersalah. Sebab, setiap capaian atau temuan manusia, bila dimanfaatkan pasti mempunyai konsekuensi. Konsekuensinya, bisa berupa hal yang positif maupun negatif, tergantung penggunanya.

Beberapa hari lalu, lagi dan lagi, saya mendapatkan kasus yang serupa seperti pada tulisan saya sebelumnya. Ada beberapa warganet yang menanyakan segala macam kepada warganet lainnya terkait dengan postingan salah seorang teman facebook saya. Padahal, jikalau mereka membaca postingan tersebut, maka pertanyaan yang dimaksud tidak perlu dilontarkan. Sebab, mulai dari kronologis kejadian, nama, dan sebagainya, semuanya sudah jelas dan tertera dalam tulisan di media online yang diposting tersebut. Bahkan, ada juga yang berkomentar tidak sesuai alias tidak nyambung dengan permasalahan yang terjadi.

Inilah kondisi real yang terjadi di lapangan. Memang betul, bahwa masih banyak di antara masyarakat kita yang tidak mau membiasakan diri untuk membaca terlebih dahulu sebelum memberikan komentar, bertanya, dan/atau memberikan solusi terhadap berbagai berita khususnya yang beredar di media daring.

Bagaimana mungkin kita mengetahui nilai kebenaran suatu informasi atau berita yang beredar, kalau saja kita malas dan tidak mau membaca beritanya? Bagaimana mungkin kita bisa memberikan komentar serta solusi ini dan itu, manakala kita tidak tahu kronologis dari peristiwa yang terjadi oleh karena efek tidak mau atau tidak pernah membaca informasi yang beredar? Bagaimana mungkin kita mau mengkaji dan menelaah kesahihan sebuah informasi tanpa kita tahu secara jelas permasalahannya?

Minimal, secara garis besar, informasi yang beredar lewat dunia maya akan kita ketahui nilai kebenarannya, bilamana kita mau membacanya secara tuntas. Sebab, sekali lagi, kalau kita sudah tidak mau membacanya, maka efeknya kita tak akan tahu secara pasti beritanya. Jadi, baca, pahami dan telaahlah terlebih dahulu berbagai informasi atau berita yang beredar sebelum berkomentar dan memberikan solusi.

 Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun