Titik perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya pada tahun 1945. Ini adalah titik balik dari sejarah panjang perjuangan bangsa kita. Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan suatu bangsa adalah sebuah titik akhir dari perjuangan fisik dan merupakan titik awal dari perjuangan memajukan dan mensejahterakan negara yang dimerdekakan.
Bangsa Indonesia telah mengalami banyak perkembangan dari zaman kemerdekaan samapai sekarang, pergantian pemimpin sebanyak 6 kali dan perkembangan politik, ekonomi dengan dinamis yang membawa juga pada perkembangan sistem pemerintahan yang berbeda-beda.
Generasi emas adalah, generasi yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang adil, makmur dan maju pada tahun 2045, tepat 100 tahun Indonesia merdeka dari penjajah bangsa asing. Kita sebagai pemuda harus mampu membuat gebrakan yang kuat dengan bekerja dan bekerja guna meniti satu demi satu tangga kemakmuran tersebut. Pemuda sebagai tulang punggung negara yang merupakan pemimpin-pemimpin masa depan bangsa harus mampu mempersiapkan mental dan pengetahuannya agar mampu memimpin dan membawa bangsa ini menjadi negara yang kuat.
Ketika menulis artikel ini, penulis mengingat cita-cita besar bapak proklamator bangsa kita yaitu bung Karno. Beliau membuat 3 dasar dalam mencapai negara yang kuat dan makmur, yaitu dengan mengajukan konsep Trisakti, yang pertama adalah berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ini merupakan cita-cita dari bung karno muda yang patut kita banggakan dan implementasikan.
Sebagai seorang pemuda, saya sangat berambisi menjadi bagian dari generasi emas yang membawa kemakmuran tersebut. Kita tahu bahwa pemuda sangat mudah tumbuh nasionalismenya ketika menyangkut permasalahan bangsa, maka tidak salah apabila banyak mahasiswa yang turun kejalan apabila dirasa ada ketidakadilan.
Pemuda harus diberi kesempatan memimpin negara ini. Dedication of life para pemuda Indonesia harus diberi ruang berkarya dalam mencapai cita-cita besar bangsa. Maka lihatlah nnati yang akan terjadi. Semoga tulisan ini menjadi perenungan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H