Membaca artikelSdr. Giri Lumakto,“Menohok Akun Penebar Komen Kebencian Di Kompasiana”, saya tertarik menulis ini untuk menyampaikan beberapa pandangan, terutama menyangkut‘Akun Kloningan dan Tak Bersahabat’ di kompasiana ini.
Sama dengan Sdr. Giri Lumakto dan mungkin juga sebagian besar kompasianer, saat awal-awal bergabung di kompasianan ini, saya sering merasa heran, kesal, jengkel, terganggu dan bahkan terpancing marah saat membaca komentar2 yang diberikan oleh akun-akun instant yang dengan sangat lincah dan pandai mengkritisi dan menentang tulisan kita atau tulisan orang yang sedang kita baca. Selain itu, dashboard kita mendadak penuh dengan akun-akun baruhingga ke ‘status waspada’, artinya dashboard dibanjiri oleh laporan tentang munculnya komentar2 hanya pada satu tulisan saja. Dan itu akan terjadi pada siapa saja yang pernah berkomentar dalam tulisan itu.
Menuangkan pikiran dalam bentuk komentar itu sama sulitnya dengan membuat tulisannya.Paling tidak pemahaman terhadap materi tulisannya, bila ingin mengkritisi. Selain itu banyak hal yang harus diperhatikan, seperti ruang tulisan yang tersedia mengharuskan kita untuk menyajikan komentar secara ringkas dan efektif, tidak mengulang komentar yang sudah disampaikan orang lain, arah komentar apakah ditujukan pada penulis atau untuk mengomentari komentar lainnya, etika dan gaya penyampaian, begitulah dan seterusnya….. (Mungkin nanti akan saya buat tulisan tersendiri menyangkut berkomentar di kompasiana…….)
Membuat akun kloningan atau pun akun instant, merupakan cara paling aman untuk keluar dari semua batasan-batasan, dan mampu memberikan kebebasan dalam berkomentar.Apalagi bila niatnya ‘tidak bersahabat’, seperti ingin mem-bully, mementahkan opini, melawan atau membalikan opini, menghancurkan kredibilitas penulis, dsb….Dengan akun ini si pemiliknya bisa fokus hanya pada satu tulisan.
Tapi itulah keunikan kompasiana yang menjadi menarik karena adanya komentar-kompentar yang muncul ditiap tulisannya. Terutama tulisan2 kontradiktif yang memunculkan pro dan kontra. Komentar2 yang saling bersahutan bisa menjadi sumber bacaan baru yangmenarik dan dinamis. Walaupun sudah lenyap dari kolom ‘ter-ter’, masih muncul secara realtime pada dashboard kita. Kompasiana pun telah melengkapi dengan fasilitas yang memadai di kolom komentar, baik bagi penulis maupun bagi pemberi komentar. Adanya tombol-tombol ‘like’, ‘Laporkan komentar’, ‘Hapus’, dan ‘Balas’. Khusus tomboil ‘‘Hapus’ , kewenangan penggunaannya hanya diberikan kepada pemilik ‘lapak’.
Apabila pun, kita ingin mem’block’ akun atau komentar yang tidak bersahabat, mungkin cara-cara berikut lebih arif untuk digunakan :
- Gunakan fasilitas “LAPORKAN KOMENTAR” pada kolom komentar. Dengan fasilitas ini admin akan menerima catatan tentang akun tersebut dan akan menjadi perhatian. Bila laporan yang diterima admin sudah dianggap cukup, maka pasti admin pun akan membekukan akun tersebut. Yang terpenting Anda harus mampu memberikan alasan yang tepat. Anda juga bisa minta teman-teman Anda untuk sama-sama melaporkan komen tersebut.
- Gunakan fasilitas “HAPUS” juga pada kolom komentar.Anda sebagai pemilik ‘lapak’ telah diberikan kewenangan untuk menggunakan fasilitas ini. Hapus saja komentar yang menurut Anda tidak berkenan. Gampang.
- Berikan catatandiakhirtulisan Anda, yang isinya adalah tentang aturan main yang Anda terapkan dalam berkomentar di ‘lapak’ Anda. Catatan ini tidak mesti Anda buat diawal penayangan tulisan Anda, bisa saja dilakukan setelah Anda melihatperkembangan munculnya komentar2yang tidak ‘sehat’. Anda bisa segera edit tulisan Anda dan menambahkan catatan tersebut. Misalnya :
- “MOHON BAGI YANG BERKOMENTAR, AGAR MENGGUNAKAN BAHASA YANG SOPAN DAN CARA YANG BERBUDAYA, DANTIDAK KELUAR DARI MATERI TULISAN INI. PENULIS BERHAK UNTUK MELAPORKAN DAN MENGHAPUS KOMENTAR ANDA. HARAP MAKLUM”
Demikianlah bila kita ingin ‘nyaman’ berkompasiana, tanpa harus menunggu pengelola kompasiana merubah aturan main, dan menambah pekerjaan admin. Cukuplah kita yang membantu mengontrol dengan fasilitas yang sudah tersedia.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H