Mohon tunggu...
Guna Svara
Guna Svara Mohon Tunggu... -

"life is about signs, hidup adalah tentang membaca tanda-tanda...."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Zaman ...Ong

22 Desember 2014   05:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ooong....ini zaman ong!

di ujung-ujung lorong
jelata melolong-lolong
jalan kayak jerangkong
saling dorong
minta tolong
dianggap merongrong
masuk kolong
sampe monyong

boro-boro punya gedong
tidur masih di rombong
hidup ngrowong
rambut gondrong
hidung penuh korong
mirip kalong
makan godong
isi lontong
campur  singkong
lauk terong dan kulit polong
minum air  gentong

ooong....di zaman …ong!

banyak pejantan  menjadi bencong
bangga minum air lodong
tak peduli suara kentong
wanita-wanita suka nongkrong
tampang mirip toko kelontong
bergaya ala kecebong
engkong-engkong bertingkah brondong
sambil isep bong
bayi-bayi seukuran centong
berceceran dalam bedong
di samping  gorong-gorong

garong-garong jadi cukong
cukong-cukong jadi gembong
hobi pesta obong
atur segalanya serba sekonyong-konyong
bergolong-golong
saling sokong
saling gotong
saling bokong
naik mobil kiclong
surat bodong
tak perlu perut buncit mirip bagong
sambil gigit cangklong
cukuplah pinter bohong
pinter ngomong
pinter nyolong
pinter nyombong
pinter serong
pinter ngonggrong
siap sedia jadi corong dan pukul gong
berlagaklah naik andong
para pendukung akan berbondong-bondong
mirip gerbong atau barong
walau tak peduli amanah yang digendong

sorong jadi lowong
porong jadi balong
isi negari bakal diboyong
termasuk kayu gelondong
dari tanah gosong
segala jatah siap diborong
tersisa sapi glonggong

jelata-jelata  hanya bengong
kembali  nyadong
sabar bermimpi di siang bolong
menanti janji-janji kosong
hingga  leher tumbuh gondong
dan bibir mencang-mencong

lupa kalau ini zamannya zaman … ong
ooong....zaman …ong!
serba …ong!
ong!
bohong….!
ong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun