Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Turut Berduka Cita Untuk Pak Jusuf Kalla

30 Juli 2014   14:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:52 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Sedekah di Rumah Jusuuf Kalla (Sumber foto: detik.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Korban Sedekah di Rumah Jusuuf Kalla (Sumber foto: detik.com)"][/caption] Musibah bisa datang kepada siapa saja, baik orang biasa maupun pejabat negara. Tak luput juga keluarga Jusuf Kalla. Niat hati untuk beramal dan bersedekah namun akhirnya terkena musibah. Itulah yang terjadi dengan cawapres terpilih Drs H M Jusuf Kalla. Keluarga besarnya mengadakan bagi-bagi sedekah di rumahnya di Makasar. Tapi tak dinyana masyarakat yang datang membludak dan tak elak akhirnya saling pijak. Dalam insiden itu tewaslah seorang anak berusia 12 tahun bernama Hadika. Sungguh tragis peristiwa itu sudah sering kejadian serupa tapi kenapa masih saja terulang. Saya dari dulu paling tak suka dengan pembagian sedekah dengan datang ke rumah orang kaya. Memang kita tak tahu niatnya riya atau memang ingin bersedekah. Padahal ada hadist yang mengatakan jika tangan kanan bersedah tangan kiri tak mengetahuinya. Maknanya sangat dalam karena kita akan terhindar dari riya dan juga musibah seperti kejadian di rumah Jusuf Kalla. Sudahlah kita tahu sifat warga kita yang tak sabaran dan takut tak kebagian makanya kejadian itu bisa terjadi. Kejadian ini segera menyebar ke media apalagi media yang sangat membenci kubu Jokowi-JK, entah apa saja yang mereka tulis dan karang yang memojokan keluarga Jusuf Kalla calon wakil presiden terpilih yang akan mendampingi Jokowi. Di hari raya kedua ini ternyata menjadi musibah untuk keluarga Jusuf Kalla. Betapa seharusnya hal itu tak terjadi jika keluarga besar beliau menyalurkannya melalui bazis atau langsung ke panti asuhan atau mereka menghampiri langsung orang-orang miskin dan anak-anak jalanan. Namun malang tak bisa ditolak nasi sudah menjadi bubur, nyawa Hadika yang melayang tak bisa dikembalikan lagi. Tinggal lagi tanggung jawab keluarga JK yang akan memberikan santunan pada keluarga korban dan membiayai semua pemakamannya. Hanya itulah yang mungkin bisa dilakukan dari musibah yang mungkin menimpa siapa saja. Akhirnya penulis hanya bisa berkata turut berbelasungkawa kepada keluarga korban yaitu Hadika agar kuat dan tabah menerima musibah ini. Juga ucapan turut berduka cita untuk keluarga pak Jusuf Kalla semoga menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun