[caption id="" align="aligncenter" width="338" caption="Foto Presiden SBY dan Wapres Boediono di ruang rapat komisi DPR. (Sumber Ficker.com)"][/caption]
Pak Jokowi tak perlu marah kalau fotonya tidak dipajang dikantor DPR dan DPRD,sekolah-sekolah, kantor pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan bentuk penghematan anggaran untuk hal-hal yang menurut saya tidak perlu dikeluarkan.
Bayangkan berapa anggaran yang bisa dihemat dengan tidak memasang foto Presiden dan wakilnya ini. Â Taruhlah 2 lembar foto dan bingkainya harganya Rp 50.000,- dikalikan dengan ribuan sekolah dan kantor-kantor. Maka negara bisa hemat milyaran rupiah.
Mungkin tidak terpikirkan oleh kita untuk apa memajang foto yang tidak ada gunanya. Bukan foto yang diharapkan rakyat, tapi kerja dari pemimpin atau presidennya. Kalau perlu pun foto Garuda Pancasila tidak usah dipasang juga. Karena tidak ada gunanya. Pancasila itu berguna jika diamalkan sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Sementara anggota dewan yang katanya menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 masih sering menginjak-injaknya. Konon lagi rakyat yang bodoh dan tak makan bangku sekolahan.
Mungkin hanya Jokowi lover yang meradang saat foto Presiden dan Wapres tidak dipajang di gedung DPR. Maklumlah orang yang cinta buta kepada Jokowi ini selalu mendewakan sosok Jokowi sehingga foto pun dipermasalahkan. Padahal pak Jokowi sendiri tak mau dukultuskan dan diagung-agungkan.
Tapi ini hanya pemikiran saya yang mungkin sejalan dengan pak Jokowi. Pak Jokowi tak ingin menghambur-hamburkan uang negara untuk membeli foto-fotonya. Makanya pak Jokowi juga tak mau naik pesawat kepresidenan dengan alasan untuk penghematan.
Salam Kompasiana.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H