Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Suudzon dengan Undangan Makan Presiden Jokowi

21 Mei 2015   11:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 2765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perwakilan Perwakilan Mahasiswa dari 17 Universitas diundang ke Istana Negara / Bekasimedia

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Perwakilan Perwakilan Mahasiswa dari 17 Universitas diundang ke Istana Negara / Bekasimedia"][/caption] Suudzon dalam bahasa arab artinya buruk sangka dalam bahasa Inggris disebut negatif thingking dan dalam ungkapan disebut juga purbasangka. Ya manusia cenderung suudzon untuk hal-hal yang belum pasti dia ketahui. Demikian juga orang-orang yang iri selalu suudzon dengan orang yang diirikannya. Saya yakin pastinya banyak yang iri dengan adanya undangan Presiden Jokowi yang mengundang para mahasiswa yang diwakili oleh beberapa pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) itu. Apalagi para provokator yang mengharapkan kemarin tanggal 20 Mei 2015 terjadi chaos dengan ribuan aksi mahasiswa yang ternyata hanya beberapa gelintir saja. Aksi mahasiswa yang tidak ramai dan tidak memenuhi harapan para hater dan provokator lalu menimbulkan suudzonitas yang menganggap para pengurus BEM yang diundang ke istana telah "dibuai dipangku dan dimanjakan" oleh Presiden Jokowi. Mereka lalu emosi dan menahan rasa malu karena aksi provokator mereka gatot alias gagal total. Padahal dengan duduk bersama dalam satu meja hidangan prasmanan mahasiswa naik pangkat yang tadinya pasukan nasi bungkus menjadi pasukan nasi prasmanan. Mereka setelah makan bisa berbincang santai dengan Presiden dan menyampaikan unek-unek diruangan yang sejuk tanpa panas-panas dan tanpa toa yang memekakan telinga tapi tak ada yang mendengar. Sedanghkan di istana mahasiswa bebas berbicara menyampaikan unek-unek dan kritikan kepada Presiden jokowi dan langsung bisa didengar dan mendapatkan jawaban langsung dari presiden RI. Jadi mana yang lebih elegan demonya? pastinya yang diundang ke Istana dong. Undangan makan siang tidak hanya untuk mahasiswa pengurus BEM, namun juga untuk komunitas dunia maya seperti para bloger Kompasiana, Kaskuser, Twitter dan Facebooker. Mereka dipilih berdasarkan keaktifannya saat pilpres kemarin mendukung presiden Jokowi. Pak Jokowi itu orang Jawa yang njawani benar, artinya beliau itu tidak melupakan bantuan dan perjuangan para relawannya di sosial media. Maka diundanglah beberapa orang yang terpilih itu alhamdulillah termasuk saya. Saya yakin seandainya pak Prabowo yang menang maka para pendukung Prabowo yang terpilih juga akan diundang ke istana negara juga. Suudzon juga sempat terlintas dipikiran saya, malahan istri saya ketakutan saat saya katakan saya diundang ke istana negara di Jakarta. Malahan istri saya suudzon dan suaminya yang ganteng ini takut jangan-jangan nanti diculik hehehe. Benarlah apa yang telah dituliskan oleh mbak Nur Hasanah salah seorang admin Kompasiana yang menulis di status Facebooknya, "tulisan kita tak pernah memberi tahu ke tempat mana kita akan dibawahnya." Alhamdulillkah tulisan saya dan beberapa rekan kompasianer terpilih lainnya telah diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo. [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Presiden Jokowi berfoto bersama para Kompasianer di Istana Merdeka, Selasa siang, 19 Mei 2015 / Kompasiana.com"]

Presiden Jokowi berfoto bersama para kompasianer di Istana Merdeka, Selasa siang, 19 Mei 2015 / Kompasiana.com
Presiden Jokowi berfoto bersama para kompasianer di Istana Merdeka, Selasa siang, 19 Mei 2015 / Kompasiana.com
[/caption] Walau banyak kicauan dan sindiran miring atas adanya undangan dari Presiden Jokowi  baik untuk para mahasiswa dan para bloger ini tak menyurutkan langkahku untuk tetap memberitakan kebenaran, keberanian dan kejujuran seorang Jokowi. Biar saja kalian mengatakan saya sudah minum cucian kaki pak Jokowi atau kalian mengatakan saya penyembah Jokowi atau ejekan sekasar apapun saya tetap membela pak Jokowi selama beliau masih jujur, masih berani, dan masih dalam kebenaran. Saya dan rekan-rekan yang lain punya tolok ukurnya bukan sekedar fitnah atau hanya berdasarkan kebencian semata. Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun