[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ahok Gubernur DKI (Sumber foto: kompas.com)"][/caption] Ahok sekarang lagi menuai banyak badai protes dan demo. Tidak sedikit ormas-ormas Islam yang mendemonya agar turun dari jabatannya. Apalagi Ahok sekarang sudah keluar dari Gerindra sehingga pijakannya di Parpol sudah tak ada. Tapi bukan Ahok namanya kalau tak berani menghhadapi badai itu. Apapun akan dilakukannya demi menjunjung Undang-undang. Jangankan cuma didemo, ditembak mati atau dibunuh pakai pedang juga Ahok tak akan gentar menghadapi orangh-orang yang inkonsisten terhadap Undang-undang negeri ini. Ahok yang telah bekerja sebaik mungkin selama menjadi wagub DKI dan saat ini akan dilantik menjadi Gubernur DKI karena pak Jokowi segera pindah kantor ke Istana Negara. Ahok menyadari sejak dia menjabat sebagai wakil Jokowi sudah beberapa kali di demo. Dulu pernah saya menulis bahwa ada aliansi pemuda dalam naungan PKS yang bernama GEMA juga telah beberapa kalai mendemo AHOK. Baru-baru ini tak tanggung-tanggung ormas sekaliber FPI juga mendemo Ahok agar mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI. http://politik.kompasiana.com/2014/04/28/pks-dukung-prabowo-untuk-menjegal-ahok-652068.html Hal ini kemungkinan besar tak akan terjadi jika Ahok itu beragama Islam. Ahok akan menjadi ikon pejabat umat Islam yang meniru kepemimpinan Khalifah Islam yang tegas dan tak takut mati. Memang dalam Islam pemimpin itu harus membela rakyat dan menjunjung tinggi Undang-undang dalam hal ini Al Qur'an dan Al Hadist. Namun sayang Ahok bukan beragama Islam maka sebagai umat Islam yang banyak pemimpin dan pejabat beragama Islam di negeri ini tidak meniru Ahok. Malah saya malu terhadap pemimpin atau pejabat yang beragama Islam tapi kelakuannya korupsi dan tidak amanah kepada rakyat yang dipimpinnya. Bahkan tak sedikit diantara mereka yang kini sudah mendekam di penjara KPK. Seandainya Ahok beragama Islam, maka Ahok pastilah sudah menjadi panutan dan tokoh yang disegani dikalangan umat Islam. Namun sayang di negeri ini perlakuan SARA masih saja ada dan sulit untuk diberantas. Malah kadang SARA ini dijadikan senjata untuk memecah belah umat dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Hukuman untuk orang-orang yang berbuat SARA juga tidak tegas di negeri ini atau malah belum ada. Padahal dalam UUD 45 sudah menjamin kebebasan serta  Belum pernah saya mendengar orang yang mengejek suku lain dan agama berbeda dengan panggilan menghina tidak pernah masuk penjara. Hehe soalnya takut penjara penuh kali ya soalnya masih banyak orang-orang yang mengejek dengan SARA ini. Penulis hanya menyayangkan, jika perlakuan SARA masih ada dan terus dihembuskan maka negeri ini akan semakin terpuruk dan tak akan maju-maju. Karena masih saja saling ejek dan saling hujat yang akhirnya hanya menimbulkan perpecahan saja. Kalau Ahok terus-terusan diganggu dan didemo saya takut Ahok tidak konsentrasi dalam memimpin jakarta dan akhirn ya Jakarta tidak maju atau malah Ahok yang hanya manusia biasa akan capek dan benar-benar mundur. Tapi bukan koh Ahok namanya kalau sampai mundur. Ya sudahlah... Baca juga ya... Ahok Telanjang: http://politik.kompasiana.com/2013/10/31/ahok-berani-telanjang-di-mata-najwa-604106.html Ahok Kenapa Lu Cina: http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/07/18/ahok-kenapa-lu-cina-574549.html Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H