Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rhoma Effect dan Kejumawaan

28 April 2014   02:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:07 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rhoma Irama (foto sumber:kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Rhoma Irama (foto sumber:kompas.com)"][/caption]

Jumawa karena merasa Rhoma Effect menaikan suara PKB, Rhoma Irama merasa berhak dicapreskan oleh PKB. Padahal suara PKB tak mencukupi Presidential Threashold. Sikap jumlah membuat Rhoma dan pendukungnya rhofiri (Rhoma for RI) menuntut agar Rhoma juga sebagai penentu arah koalisi PKB.

Inilah sikap jumawa sesungguhnya, belum juga menang dan suara PKB juga hanya masuk deretan partai papan tengah. Konon lagi jika PKB menjadi pemenang pemilu atau masuk deretan 3 besar entah apa lagi yang akan dilakukan Rhoma ini.

Padahal suara PKB meningkat karena para pemilih yang masih “fanatik" dengan partai Islam banyak yang condong kepada PKB. Banyak juga simpatisan PKS yang kecewa dengan kasus  petinggi partainya menyebrang ke PKB. Belum lagi dukungan dari NU dan para santri yang turut andil dalam menaikan perolehan suara PKB.

Para dangduter juga tak simpatik-simpatik amat dengan Rhoma Irama. Apalagi ibu-ibu yang tahu bahwa si raja dangdut ini banyak “selir” nya. Ya itu urusan pribadi Rhoma, tapi dalam politik urusan pribadi sekecil apapun sangat mempengaruhi apalagi jika akan menjadi pemimpin bangsa.

Rasa jumawa Rhoma Irama dan tim nya yang notabene bukan pemilik PKB seharusnya tak memaksakan kehendak dengan “mengancam’ PKB untuk menarik dukungannya. PKB juga tak perlu bergantung dengan Rhoma Irama. Jika Muhaimin Iskanadar yang lebih dikenal dengan sapaan Cak Imin sebagai ketum mengambil keputusan untuk berkoalisi dengan siapaun termasuk dengan PDIP. Jika cak Imin menjadi cawapresnya Jokowi, itu semua urusan PKB dan elit partainya.

Dengan kejumawaan Rhoma dan pendukungnya membuat PKB saat ini bingung untuk menentukan arah koalisinya. Saat ini PKB lah satu-satunya partai Islam yang banyak dilirik partai papan atas untuk dirangkul. Saat pengumuman hasil quick count secara spontan cak Imin mengatakan “trauma” jika berkoalisi dengan sesama partai Islam karena merasa dikhianati saat poros tengah menjatuhkan alm Gusdur di tengah jalan.

Politik tak bisa diramal-ramal, namun jika para politik masih mementingkan jabatan dan bagi-bagi kekuasaan maka kita bisa menebak kemana arah perjalanan koalisi. Koalisi yang hanya bersifat bagi-bagi kekuasaan ini sebenarnya yang membuat kebijakan para elit politik yang duduk di legislatif,judikatif dan eksekutif hanya menguntungkan diri sendiri dan kroninya saja.

Jadi bang Rhoma juga harus ingat bahwa PKB gak bisa mencalonkan presidennya sendiri jadi janganlah terlalu berharap. Wong Jokowi yang partainya menang saja pun dianggap gak punya efek apa-apa kok, apalagi sampeyan.

Salam Kompasiana.

Sumber bacaan:

http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/04/27/0826080/pkb.minta.jangan.ada.yang.ngompori.rhoma.irama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun