Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Presiden Jokowi Tak Boleh Salah

6 April 2015   03:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:29 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo menyerahkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2014 secara online, di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/3/2015). WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Presiden Joko Widodo menyerahkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2014 secara online, di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/3/2015). WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN "][/caption] Saat seorang presiden mengakui kekeliruannya atas suatu kebijakan tertentu maka ramai-ramai di-bully. Apakah seorang presiden tak boleh salah? Berarti benarlah anggapan selama ini yang menuduh Jokowi nabi adalah para pem-bully itu sendiri. Seorang nabi saja bisa salah dan melakukan kesalahan. Ini presiden gak boleh salah dan harus benar semua. Saat diwawancarai wartawan Pak Jokowi mengakui bahwa kebijakan menaikkan uang muka mobil bagi pejabat negara itu keliru lantaran dikeluarkan di saat masyarakat tengah kesulitan, Jokowi pun berencana mengkaji ulang kebijakan tersebut. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, dan ketiga sisi BBM," kata Jokowi saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/4/2015). (Sumber). Dalam pandangan para pem-bully Jokowi selalu menjadi incaran. Jangankan kebijakan perpres seperti menaikkan uang muka mobil untuk para pejabat. Jokowi memakai jas dengan satu kancing saja dianggap salah. Walaupun akhirnya ketahuan bahwa pemakaian jas itu sudah benar malah yang mem-bully dan yang menyalahkan tak pernah merasah bersalah dan minta maaf malah ngeles lagi dengan menyalahkan dasi Pak Jokowi yang katanya kepanjangan. Maklumlah Pak Jokowi menang cuma 53% jadi 47% lagi kerjaannya tukang bully jadi mau bilang apa lagi. Dengan sikap Pak Jokowi sendiri yang suka menjawab secara spontan dan apa adanya saat diwawancarai wartawan, memungkinkan Pak Jokowi selalu di-bully. Hal ini kurang baik terhadap iklim politik dan isu yang berkembang di masyarakat. Sebaiknya Pak Jokowi mengurangi wawancara yang bersifat spontan seperti itu. Memang sejak dulu Pak Jokowi tak pernah menolak wawancara dengan wartawan. Beda dengan Pak SBY yang selalu mempersiapkan terlebih dahulu jika akan melakukan konsferensi pers dan wawancara tak pernah dilakukan spontan. Sekarang sepertinya wartawan sering "mencegat" Jokowi di bandara misalnya dan saat-saat tak terduga dan menodong dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan dengan jawaban singkat dan tiba-tiba seperti itu. Seharusnya hal ini menjadi perhatian Paspampres dan Sekretaris Negara yang harus selalu mengingatkan Pak Jokowi. Saat diwawancara wartawan secara spontan Pak Jokowi cukup menjawab akan diadakan konsferensi pers di kantor kepresidenan atau di istana negara. Jadi tak akan terulang jawaban spontan yang akan menjadi bahan bully-an rakyat yang 43%. Pak Jokowi sekarang sudah menjadi orang nomor satu di negeri ini. Kalau tak hati-hati dalam bertutur kata maka pem-bully-anlah akibatnya. Memang sebaiknya Pak Jokowi meniru SBY dengan mendatangkan ahli tata busana dan tata bahasa yang melatih untuk berpakaian yang benar dan berbicara dengan tata bahasa yang benar tertata rapi, santun, agar tidak dianggap  tidak cengengesan dan mencla-mencle seperti yang dituduhkan oleh para pem-bully itu. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun