Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Tolak Cipika-cipiki Jokowi

17 Juni 2014   04:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:26 2409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14029289731877158760

[caption id="attachment_343103" align="aligncenter" width="637" caption="Prabowo Tolak Cipika-cipiki Jokowi (sumber youtube.com)"][/caption]

Elektabilitas Jokowi meroket, sedangkan Prabowo terjun bebas saat ini. Dua kali perdebatan telah membuktikan bahwa Prabowo Subianto hanya pandai beretorika. Rakyat sudah kenyang dengan segala retorika yang membuai dan menina bobokan. Bukannya kenyang mendengar retorika malah mual jadinya.

Memang bagi yang sudah fanatik berat dengan Prahara pastinya akan terlena dengan buai manis retorika yang melambung diawang-awang. Para pejabat akan senang karena bakalan naik gajinya. Tapi rakyat kebanyakan yang tak punya jabatan bakal gigit jari melihat pejabat makin kaya juga masih korupsi.

Beda dengan Jokowi yang selalu memberikan solusi yang membumi dengan jawaban-jawaban yang praktis dan menunjukkan bukti. Walau banyak yang tak suka karena dinilai membanggakan kebarhasilan diri. Tak mengapa di forum debat terbuka seperti acara seminar dan lokakarya kita harus menunjukkan siapa diri kita dan apa prestasi yang telah kita lakukan. Itulah memang tujuan diadakannya acara debat seperti ini.

Saya tidak akan membahas materi debat yang sudah banyak ditulis penulis baik yang pro prahara maupun projo. Saya hanya akan membahas satu peristiwayang sangat miris bagi seorang capres yang mengaku nasionalis dan merakyat namun menolak dan memalingkan wajahnya saat Jokowi ingin memberikan salam "cipika-cipiki" yang biasa dilakukan dan ditunjukkan di depan kamera.

Ternyata peristiwa itu terekam kamera dan tersebar dijejaring Youtube. Dan inilah mata kita terbuka bahwa seorang prabowo ternyata "angkuh" . Betapa seorang Jokowi yang merasa itu sebagai salam penghormatan ternyata ditolak mentah-mentah.

Saya bisa merasakan betapa Jokowi "pias" mendesir menahan gejolak merasa direndahkan. Saya membayangkan pada diri sendiri jika ada orang yang menolak bersalaman dengan kita. Betapa rasa tak enak hati pasti akan kita rasakan.

Namun dengan peristiwa ini Prabowo telah menurunkan elektabilitasnya sendiri. Keangkuhan dan kearoganannya itu berimbas dengan citranya yang akan merosot tajam. Rasa simpati akan mengalir kepada Jokowi yang menjadi teraniaya dalam peristiwa itu.

Mungkin bagi siapa saja yang melihat tayangan video ini akan merasakan keperihan hati yang sama seperti yang dirasakan pak Jokowi. Dan simpati akan terus mengalir ke pak Jokowi dari titik tolak peristiwa itu. Mungkin Prabowo tak menyadari kelakuannya berimbas pada elektabilitasnya itu.

Kemungkinan Prabowo menyadari kekeliruannya itu, saat dalam ajang debat kemarin beliau tersadar telah mempermalukan Jokowi di ruang tunggu hotel dengan menolak cipika-cipiki dari pak Jokowi. Akhirnya saat Jokowi menyatakan ide tentang ekonomi kreatif pak Prabowo menyatakan tidak menurut tim suksesnya untuk tidak setuju dengan ide dari pak Jokowi. Prabowo akhirnya terpaksa  harus menyetujui karena memang idenya bagus dan serta merta menuju ke arah pak Jokowi untuk menyalaminya dan melakukan cipika-cipiki.

Ini mungkin untuk menutupi kesalahan atau menebus kesalahan saat sebelum debat di ruang tunggu tadi. Seperti pada tayangan video dalam gerakan lambat terlihat tubuh dan wajah Prabowo menjauh saat Jokowi hendak salam cipika-cipiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun