[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi / Flickr"][/caption] Sudah lama Bejo naksir berat sama si Ruminten, namun apa daya Bejo yang hanya seorang petani tak punya nyali untuk mendekati Ruminten. Wal hasil Bejo setiap saat hanya melamun saja di ladangnya sambil bermain seruling diatas punggung sapi kesayanganya. Dalam setiap lamunannya Bejo selalu mengimpikan Ruminten bisa jatuh dalam pelukannya. Ruminten gadis ayu kembang desa anak kepala desa pastilah menjadi rebutan para pemuda di desa Suka Maju Mundur. Belum lagi pemuda desa sebelah juga sering hilir mudik keluar masuk desa untuk menyatroni Ruminten. Bejo pun senantiasa melamun sambil sekali-kali mencari wangsit. Sering dia bicara sendiri dengan sapi yang setiap hari jadi teman curhatnya itu. Walau si sapi hanya bisa menjawab, "mboooohhh". Namun tanpa putus harapan Bejo pun memberanikan diri untuk mendekati Ruminten. Kebetulan desa Suka Maju Mundur sebentar lagi akan mengadakan pemilihan kepala desa baru. Bapak Ruminten Ki Sumuk akan mencalonkan diri lagi melawan pesaingnya Ki Ngisis. Jadilah perang opini dan dukung mendukung terjadi riuh rendah di kampung Suka Maju mundur itu. Nah saat heboh pilkades ini Bejo punya akal. Bejo akan mendukung mati-matian Ki Sumuk dan menggalang pengikut. Walau selama ini dia hanya pandai bercocok tanam dan ngangon sapi tapi ternyata dia jago juga berorasi. Saat Bejo bertamu ke rumah Ki Sumuk untuk mengutarakan dukungannya, Ki Sumuk pun menyambut gembira. Sambil meliri-lirik Ruminten yang tadi baru menyuguhkan minuman untuk Bejo. "Ehm kenapa Jo kelilipan matanya", kata Ki Sumuk mengagetkan Bejo yang dari tadi lirak lirik mencuri pandang Ruminten. "Eh nggak Ki, ini anu..." Bejo gelagapan tak bisa menyembunyikan rasa sukanya kepada anak gadis si incumbent kepala desa Suka Maju Mundur. "Udah gampang pokoknya, jika kamu bisa mempengaruhi warga mencoblos aku saat pilkades nanti kamu boleh mengawini Ruminten", kata Ki Sumuk berapi-api. "Sungguh Ki...", Bejo pun melotot seakan tak percaya dan sumringah. "Iya bener, ini janjiku padamu Jo", Ki Sumuk pun menegaskan lagi janjinya. Bejo kegirangan hampir saja kolornya melorot karena senang. Dia pun kini berusaha keras mati-matian mengkampanyekan Ki Sumuk kemana-mana. Sapi-sapi juga dikasih orasi sama Bejo. Tapi lagi-lagi sapi cuma bisa jawab, " mbooooh". Singkat cerita ternyata saat pilkades Ki Sumuk menang. Bejo dengan suka cita pun dipanggil ke rumah Ki Sumuk. Ki Sumuk berkata dengan suara agak lirih," Jo kini aku sudah menang, sesuai janjiku aku akan menikahkan kamu dengan Ruminten. Tapi tidak sekarang". Bejo terkejut  dadanya bergemuruh,"Jadi kapan Ki?". Bejo hampir naik pitam. "Nanti 5 tahun lagi Ruminten masih mau kuliah di kota katanya." "Gak bisa... Ki Sumuk penipuuuuu....pembohong...." Teriak Bejo mencak-mencak. *** Cerita ini hanya fiksi belaka jika ada nama dan tempat yang kebetulan sama hanya kebetulan saja. Kisah ini dipersembahakn untuk meramaikan even Fiksiana, tidak mengharap hadiah dan untuk meramaikan kolom fiksi yang sekarang sepi karena ditinggalkan para penulis hebat. Salam Kompasiana. -------------------------- Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community (sertakan link akun Fiksiana Community) Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H