Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pak Jokowi Buat Apa Bangun Rel Kereta di Papua?

22 Mei 2015   14:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua Barat Senin (11-05-2015)/setkab.go.id

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua Barat Senin (11-05-2015)/setkab.go.id"][/caption] Seandainya nanti dari Sabang sampai Merauke dan dari Talaud sampai Pulau Rote ada jalur kereta apinya, kita akan mudah ke mana saja tanpa repot mikirkan tikt pesawat yang mahal yang kadang juga ada delay-nya. Seperti Jepang yang hampir semua wilayah di negaranya ada jalur kereta api cepatnya sehingga mobilitas barang, orang, dan jasa cepat dan akhirnya barang-barang bisa dijual sama harganya di setiap tempat. Demikian juga dengan pembangunan rel di Papua yang telah diresmikan Pak Jokowi akan membuat Papua menjadi wilayah yang akan segera maju. Pastinya nanti akan banyak pendatang orang-orang dari seluruh Indonesia bisa mengadu nasib di Papua untuk ikut membangun bumi Indonesia paling timur itu. Betapa nantinya harga sayur-mayur dan lauk-paukan serta sembako lainnya yang tadinya diangkat pakai pesawat terbang bisa murah harganya karena diangkut dengan kereta api cepat ke pelosok Papua. Saya punya teman yang pernah tinggal di Papua. Di sana harga kol dan telor itu bisa sangat mahal dan menjadi sayuran dan lauk mewah karena diangkut pakai pesawat udara yang notabene ongkosnya sangat mahal. Jadi sayuran dan bahan pangan yang harganya di tempat lain bisa murah, di Papua harganya bisa berpuluh-puluh kali  lipat. Makanya jangan heran harga bahan bangunan seperti semen 1 sack di Papua bisa mencapai 1 juta rupiah. Susahnya transportasi di Papua yang menyebabkan lambatnya informasi dan laju pembangunan di sana salah satunya disebabkan oleh sulitnya angkutan darat di papua. Jalan-jalan yang memang belum dibangun dengan layak juga kondisi medan yang sulit menjadikan transportasi darat menjadi tidak aman. Maka mau tak mau alternatif yang paling mahal yang digunakan, yaitu angkutan udara. Jika nanti program pembangunan rel kereta api dan semua kelengkapannya bisa beroperasi di Papua, tak mustahil Papua akan cepat maju dan berkembang pesat mengejar ketertinggalannya selama 10 tahun terakhir ini yang sepertinya tidak ada pembangunan di sana. Presiden Jokowi saat bertemu dan berdiskusi dengan para bloger Kompasiana menyampaikan bahwa uang subsidi yang selama ini habis terbakar jika dikumpulkan beberapa tahun saja bisa membangun jalur rel kereta api dari Sabang sampai Marauke dan ribuan Km jalan tol bisa dibangun. Maknya subsidi BBM adalah salah satu penghambat pembangunan di Indonesia selama ini. Seperti yang saya kutip dari berita tahun 2014 di Kompas.com, Pak Jokowi sudah berjanji akan membangun jalur kereta api yang membentang di seluruh Papua pada tahun 2015 ini. Presiden Joko Widodo berjanji akan memulai kajian pembangunan rel kereta api di Papua pada 2015. Saat kajian selesai, pembangunan akan langsung berjalan demi meningkatkan produktivitas dan menggenjot pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. "Studi mengenai jalur kereta api di Papua akan kita mulai tahun depan. Dari unsur Bappeda diharapkan semua membantu agar bisa cepat selesai pembangunan jaringan rel di sana," kata Jokowi, saat melakukan telekonferensi dengan perwakilan kepala daerah dari wilayah Indonesia timur, di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (8/12/2014). Berapa biaya untuk membangun jalur kereta dan seluruh perlengkapannya itu? Pada pertemuan dengan blogger Kompasiana pada tanggal 19 Mei 2015 kemarin Pak Jokowi dengan jelas mengatakan bahwa jumlah yang dibelanjakan untuk subsidi BBM sangat besar, mencapai Rp300 triliun per tahun. Dalam waktu 10 tahun, lanjutnya, jumlah subsidi ini terus bertambah hingga Rp3.000 triliun. “Kita butuh biaya Rp360 triliun untuk membangun rel kereta api yang membentang sepanjang Papua,” lanjut Pak Jokowi. Presiden Jokowi menyadari, kebijakan pengurangan subsidi BBM ini akan menjadi sebuah keputusan yang sangat tidak populer. “Saya mengambil resiko tersebut, karena risiko selalu ada dalam setiap keputusan atau kebijakan,” ujar Jokowi. Nah sekarang tinggal eksekusi Pak Jokowi telah memulai kerja-kerja pembangunan yang sedang berjalan antara lain tol sepanjang Sumatera dan jalur kereta api di Papua dan Kalimantan juga akan diperlakukan sama. Sungguh keputusan yang kadang tak dipikirkan oleh rezim terdahulu. Di mana subsidi telah membuat kita sama terbuai namun kita tetap tak punya insfrastruktur dan jalur transportasi yang handal. Akhirnya kalau masih mau status quo maka jangan harap Indonesia bisa mengejar Malaysia. Jika jalur transportasi kita sudah nyaman dan murah maka bisa dipastikan harga kebutuhan pokok nantinya akan murah. Belum lagi saat mudik lebaran nanti kita bisa naik kereta api dengan nyaman tanpa takut kena begal di jalan. Makanya lambat laun nanti kita akan seperti Jepang di mana mobilitas warganya banyak menggunakan kereta api. Semoga saja segera terealisasi. Salam Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun