Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak BG "Legowo" Mengundurkan Diri?

20 Januari 2015   16:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal (Purn) Oegroseno, dalam diskusi pada program Kompasiana TV di Kompas TV, Senin (19/1/2015). (Sumber gambar: Kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Mantan Wakil Kepala Polri, Komisaris Jenderal (Purn) Oegroseno, dalam diskusi pada program Kompasiana TV di Kompas TV, Senin (19/1/2015). (Sumber gambar: Kompas.com)"][/caption] Alhamdulillah kemarin malam (Senin/19/01//2015) tayangan perdana KompasianaTV bisa dikatakan sukses dan lancar. Walau ada sedikit kendala di rumah saya yang membuat saya hampir saja "semaput" karena listrik tiba-tiba padam 1 jam sebelum acara dimulai. Alhamdulillah 15 menit sebelum acara PLN menyala dan "ditakdirkanlah" saya bisa tampil di Kompas TV bersama narasumber Bapak Oegroseno mantan Kapolri dan host cantik mbak Cindy Sistyarani yang memandu acara malam tadi. Para blogger Kompasiana yang berpatisipasi dengan aplikasi Hangout bersama saya ada pak Ben Baharudin Nur, pak Nur Terbit,  pak Hendi Setiawan, dan mas Panji. Dalam perbincangan pada acara KompasianaTV yang mengangkat isu terhangat yaitu kontroversi pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri. Pro dan kontra yang membuat posisi sulit seorang Presiden Jokowi. Kenapa sulit? Karena sang calon yaitu BG menyandang status tersangka yang telah ditetapkan oleh KPK. Walaupun akhirnya  DPR meloloskan beliau dalam  fit and proper tes (uji patut dan layak) sebagai calon Kapolri. Dalam perbincangan itu saya sebagai pendukung Jokowi sangat terkejut. Bukan hanya terkejut bahkan kecewa. Mengapa orang yang bermasalah hukum terkait kasus rekening gendut dan sudah ditandai "merah" oleh KPK dan PPATK malah dicalonkan oleh Presiden Jokowi. Pak Jokowi pastinya tahu itu. Makanya beliau menggulirkan bola panas ke DPR dan KPK. Sekarang "bola panas" ada di tangan KPK, walau DPR sudah melakukan tendangan langsung ke gawang namun bola panas masih ditahan oleh KPK karena pak Jokowi tak mungkin melantik calon Kapolri yang bermasalah. Penetapan status tersangka inilah yang mengganjal BG sekarang. Menurut Bapak Oegroseno dalam talkshow kemarin menyarankan agar Komjen Budi Gunawan mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai Kapolri. Hal ini agar dirinya dianggap sebagai penyelamat institusi Polri dan menyelamatkan posisi Presiden Jokowi. Dalam pandangannya itu pencalonan BG merupakan upaya "mengerjai" Presiden jokowi. Sehingga jika BG legowo mengundurkan diri maka akan segera menyelesaikan kemelut ini. Tapi tunggu dulu, akankah BG legowo mengundurkan diri? Apakah dirinya dicalonkan atau mencalonkan diri sendiri? Bagaimana mekanisme pencalonan Kapolri yang dilakukan Kompolnas? Apakah "ujug-ujug" ditunjuk atau mendaftar? Begitu banyak pertanyaan yang berkembang namun belum bisa terjawab. Jika memang Pak BG mencalonkan dirinya sendiri maka wajib beliau mengundurkan diri. Tapi jika beliau ditunjuk maka tak wajib mengundurkan diri. Seharusnya kata yang tepat adalah beliau harus menolak penunjukan itu. Tapi apa efek jika beliau menolak atau katakanlah mengundurkan diri? Efek yang ditimbulkan sih paling hanya mempermalukan dirinya. Dengan pengunduran diri sebagai calon maka secara etikanya memang seperti itu. Artinya BG mengakui bahwa dirinya memang bermasalah. Dan saya rasa beliau tak mau melakukan ini. Pengunduran diri BG sebagai calon Kapolri untuk sekarang ini juga tak ada manfaatnya. Malahan mempermalukan dirinya sendiri. Seharusnya sebelum Pak Jokowi menyerahkan nama beliau ke DPR dan diumumkan ke publik beliau sudah "tahu diri" untuk menolak dan tak mengikuti pencalonan itu sejak awal. Tapi namanya juga jabatan. Di negeri ini yang namanya jabatan masih jadi rebutan dan merupakan penghasil "income" yang luar biasa apalagi selevel Kapolri. Jadi menurut saya Pak BG dan para pendukungnya main untung-untungan. Jika lolos dan tak tersandera KPK maka lancar jayalah melegang jadi Kapolri. Pepatah Jawa ini mungkin tepat untuk pro-kontra pencalonan Komjen Budi Gunawan ini, "Sing salah bakal seleh." yang mengandung makna bahwa siapa yang salah akhirnya akan menyerah. Apakah Pak Budi Gunawan  akan menyerah? Kita tunggu saatnya. Ini semua sebenarnya kan gara-gara KPK, coba kalau KPK diam saja dan tak menetapkan jadi tersangka? Eh kok malah menyalahkan KPK. Sebenarnya sih kalau pak BG mau koreksi diri sendiri sejak awal ya seharusnya sadar kenapa dulu ikut-ikutan punya "celengan gendut" dan gak bagi-bagi ke saya kan sama-sama Gunawan hehehe. Salam Kompasiana. Artikel terkait: Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun