Anugerah terhormat di Kompasiana itu jika artikel yang kita tulis bisa masuk kolom Headline atau HL dan Trending Article atau TA. Para kompasianer atau bloger di Kompasiana ini berlomba-lomba untuk bisa masuk di kolom terhormat itu.
Tapi jangan terlalu berharap, semakin diharap maka semakin buat jantung berdebar-debar tak nafsu makan dan susah buang air besar (hehe kayak panas dalam ya). Tapi namanya juga usaha pastinya para kompasianer berlomba-lomba untuk bisa masuk HL dan TA dengan artikelnya yang dahsyat dilengkapi dengan gambar dan foto-foto hasil jepretan sendiri atau dari googling. Bahkan sudah dilengkapi referensi atau rujukan dengan sumber yang jelas dan bukan hoax (seperti nulis tesis).
Namun apa daya artikel yang sudah dibuat dengan cara banting-banting tulang dan peras-peras keringat akhirnya dapat hl juga alias hanya lewat saja hehehe. Malahan opini yang ditulis ngawur dan bersifat fitnah dan plintiran berita tanpa menampilkan link yang kredibel malah diganjar HL atau TA oleh admin Kompasiana.
Bahkan artikel dengan judul yang bombastis dan tidak mengikuti etika penulisan terhadap seorang presiden bisa-bisanya nangkring di kolom TA. Ya itu hak admin sebagai pemegang otoritas tertinggi di kompasiana. Kita ini hanya penumpang yang tak punya kuasa apa-apa jadi gak boleh nyinnyir apalagi protes sampai misuh-misuh segala.
Ya kalau mau nulis di Kompasian ya nulis aja gak usah mengharapkan HL dan TA. Mau di HL kan atau enggak ya sudah nasibnya. Beda kalau kita sudah menulis dengan baik dan memenuhi kaedah penulisan dan dilengkapi foto-foto sebagai penguat fakta tulisan akhirnya hanya lewat saja, tuh sakitnya di sini (nunjuk laptop wkwkwkw).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H