[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Ibu Rini Soemarno (sumber:kompas.com)"][/caption] Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Ibu Rini Soemarno menjadi sasaran tembak yang paling empuk buat para "kritikus" atau "nyinyirus" baik yang resmi maupun abal-abal. Ada kasus penjualan gedung BUMN yang semakin menguatkan tuduhan mereka bahwa menteri BUMN bisanya menjuali aset negara saja seperti jaman Megawati yang telah menjual Indosat. Belum selesai "hujatan" tentang penjualan gedung, kini datang lagi tuduhan larangan berjilbab secara syar'i di kementerian itu yang disebarkan oleh seorang ibu yang mengaku sebagai psikolog dan pengajar dari Yogyakarta. Dokumen yang diduga hoax itu tersebar dan menjadi topik hangat untuk menyerang ibu Rini. Kenapa kementerian BUMN yang digawangi bu Rini ini sering kebobolan peluru hujatan dan cibiran dari para pembenci Jokowi? Jelas alasanya sangat krusial sekali. Menteri Rini yang berasal dari PDIP dan ketua TIM Transisi Jokowi-JK ini adalah orang yang paling rentan diserang secara politis. Berikut ini adalah sebab-sebab mengapa ibu Rini selalu menjadi sasaran kritikan:
- Ibu Rini berasal dari PDIP dimana banyak yang masih antipati dengan PDIP dan dikaitkan dengan pemerintahan ibu Mega dengan kasus penjualan Indosat saat itu.
- Ibu Rini beragama Islam tapi tidak berhijab.
- Ibu Rini sering membuat kebijakan aneh seperti mau jual gedung BUMN yang sangat sensitif karena mengingatkan kembali atas penjualan Indosat.
- Ibu Rini mengeluarkan pernyataan bahwa Pimpinan BUMN boleh warga negara Asing yang menjadikan tuduhan bahwa Jokowi antek asing mendekati kebenaran.
- Banyak yang mengincar jabatan menteri di kementerian BUMN sehingga jika ibu Rini sering diprotes dan dikritik bisa-bisa pak Jokowi mengganti menteri Rini dengan orang lain.
Saran untuk ibu Rini sebaiknya hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Kerja nyata lebih utama ketimbang banyak bikin blunder yang bisa menjadi sasaran tembak para kritikus dan nyinyirus di media sosial. Karena jaman sekarang sumber berita itu bisa dicomot dari status omelan seseorang dari media sosial. Salam Kompasiana. (Referensi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H