Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Konspirasi di Balik Pemakzulan Ahok

7 April 2015   05:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:27 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama alias Ahok / ahok.org

[caption id="" align="aligncenter" width="415" caption="Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama alias Ahok / ahok.org"][/caption]

Ahok sekarang dalam posisi rawan, ibarat telur sudah di ujung tanduk. Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkannya, seperti yang sudah saya tulis di sini beberapa waktu yang lalu. Ada konspirasi besar di balik pemakzulan Ahok dari kursi Gubernur DKI. Percaya atau tidak berpulang kepada para pembaca.

Dunia ini memang panggung sandiwara. Banyak kisah dan cerita menarik yang terjadi di dunia yang fana ini. Semua kisah yang belum terjadi disebut konspirasi dan banyak para pembuat konspirasi atau konspirator  yang ingin konspirasi yang telah didesain itu menjadi kenyataan.

Sah-sah saja seseorang percaya pada konspirasi bahkan seseorang pun bisa membuat konspirasi sendiri. Jika konspirasi itu dipercaya banyak orang dan kenyataannya memang terjadi berarti para pembuat konspirasi itu telah berhasil. Konspirasi bahasa sederhananya adalah rencana. Jadi siapa saja bisa membuat rencana tapi bagi orang yang beragama dan percaya kepada Tuhan, akhirnya Tuhan juga yang akan menentukan segala rencana manusia baik maupun buruk.

Di balik pemakzulan Ahok ada konspirasi besar yang direncanakan para koruptor dan mafia anggaran di DKI Jakarta. DKI Jakarta yang merupakan miniatur Indonesia, saat ini gencar melawan para mafia anggaran dengan menerapkan e-budgeting menjadikan para koruptor juga tak tinggal diam. Mereka juga punya konspirasi untuk menggagalkan dan melawan konspirasi Ahok yang akan menjadikan DKI Jakarta seperti Singapura.

Konspirasi melawan konspirasi akhirnya siapa yang akan menang? Sangat seru untuk dicermati. Ahok adalah bagian dari konspirasi itu sendiri. Sedangkan para koruptor dan mafia anggaran juga sedang membuat konspirasi melawan Ahok. Ahok mungkin terlihat kerja sendiri. Namun di balik Ahok ada juga pembuat konspirasi lagi yang menginginkan Jakarta maju dan kemudian merembet ke daerah yang lain di seluruh Indonesia.

Dalam skenario pemakzulan Ahok keberhasilannya adalah 50:50. Banyak faktor yang membuat konspirasi pemakzulan Ahok tidak jalan. Pertama para koruptor dan mafia anggaran sudah teridentifikasi dengan jelas. Kedua pemetaan telah dilakukan siapa-siapa yang bakalan dikorbankan agar konspirasi pemakzulan Ahok tidak jalan. Nanti pembaca bisa melihat sendiri kejadiannya tidak lama lagi.

Dalam konspirasi pemakzulan Ahok ini sayangnya terjadi perpecahan di antara para pembuat konspirasi. Terjadi keraguan akan kegagalan sehingga mereka banyak menyelamatkan diri masing-masing. Ketidaksolidan para “bandit” menjalankan konspirasi akhirnya menjadi kendala besar dan menimbulkan kegagalan di pihak mereka sendiri.

Bukti-bukti sudah terlihat. Sebagian para pembuat konspirasi cari ilmu selamat. Dengan ilmu selamat dan melakukan deal-deal baru dengan Ahok. Hal ini menyebabkan konspirasi Ahok akan berjalan sesuai dengan tujuan Ahok membangun Jakarta. Para pembuat konspirasi yang kehilangan pendukung dan ditinggalkan sebagian yang ingin cari aman sendiri menjadikan Ahok tetap kokoh bertahan menjadi gubernur DKI sampai 2017 nanti. Dengan demikian yang cari selamat ya tetap selamat dan yang lain juga tetap selamat tapi akan gagal mengumpulkan pundi-pundi untuk para pembuat konspirasi untuk memakzulkan Ahok.

Akhirnya perseteruan hanya menjadi perang dingin dan seperti gertak sambal saja. Di balik kemenagan Ahok ada pembuat konspirasi lagi yang lebih kuat daripada para koruptor dan mafia anggaran di DKI Jakarta. Siapakah itu. Pembaca pastinya sudah tahu.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun