Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi Memberi "Jamu Kuat" untuk Rakyat

27 Maret 2015   08:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi yang sedang menderita vitalitas seksual yang menurun drastis akan mengalami gangguan psikis. Perasaan serba salah dan merasa bersalah kepada pasangan akan menimbulkan gangguan keharmonisan rumah tangga. Untuk menghindari atau mencegah masalah ini terjadi, biasanya segera dicarikan solusinya.

Solusi yang paling instan adalah meminum obat kuat yang banyak beredar di pasaran seperti viagra dan lain sebagainya. Efeknya wow sangat instan bagi yang sudah merasakannya. Namun efek sampingnya juga tak kalah menyeramkan. Makanya tak heran ada berita seorang kakek tewas di kamar hotel dan terindikasi akibat kelebihan dosis meminum obat kuat.

Beda dengan jamu kuat yang efeknya lama dan tak seinstan obat kuat. Jamu kuat atau ramuan tradisional seperti susu telur madu jahe (STMJ) efeknya tak secepat viagra namun memberikan kekuatan dan tujuan sama bahkan menyehatkan badan untuk jangka panjang. Ramuan tradisional jamu-jamuan asli Indonesia ini memang rasanya pahit dan tidak sepraktis obat kuat. Tapi efek sampingnya tidak berbahaya ,malahan bagus dikonsumsi secara teratur untuk menjaga kebugaran dan kesehatan badan dan bisa awet muda.

Tapi sayangnya tidak banyak yang suka jamu karena rasanya yang pahit itu. Jadilah penikmat jamu hanya untuk kalangan tertentu saja. Kalau anak-anak muda jaman sekarang sukanya minuman penambah energi yang instan yang banyak beredar dipasaran sekarang yang efek sampingnya bisa merusak ginjal dan lain sebagainya.

Artikel ini bukan membahas tentang obat kuat atau jamu kuat. Ini hanya permisalan bahwa kebijakan pak Jokowi sekarang ini seperti memberi jamu kuat kepada rakyat. Jamu yang pahit sehingga banyak yang menolak apalagi efek atau hasil dari jamu itu tidak dapat dilihat sekarang tapi dalam waktu beberapa tahun mendatang. Seperti kebijakan di bidang pertanian dengan membangun waduk-waduk untuk pengairan sawah belum bisa dilihat hasilnya sekarang. Harus ditunggu beberapa tahun lagi setelah waduk selesai dan bisa mengairi sawah dengan baik para petani bisa panen 4 kali dalam setahun karena tidak bergantung dengan musim hujan lagi.

Kalau petani sudah bisa panen padi 4 kali dalam setahun coba bayangkan hasilnya melimpah dan kita bisa swasembada beras tanpa harus inpor beras. Demikian juga dengan kebijakan dalam perikanan dan kelautan. Dengan melarang mengambil ikan dan udang serta lobster yang bertelur akan menjadikan laut kita kaya ikan dimasa tak lama lagi. Indonesia akan menjadi pengekspor aneka hasil laut untuk dunia internasional dan lagi-lagi hasilnya untuk menambah devisa negara.

Tapi  kebijakan seperti itu tidak bisa terlihat hasilnya sekarang. Rakyat yang tak suka jamu akan meronta karena efeknya tak instan seperti minum viagra. Alhasil mereka pun merasa tak puas dan terus memprotes kebijakan pak jokowi. Tapi bukan pak jokowi yang gampang menyerah. pak jokowi akan tetap konsisten bekerja memberi "jamu-jamu kuat" kepada rakyat biar bisa semakin sehat dan kuat perekonomiannya.

Salam Kompasiana.

Sumber gambar: di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun